Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdamai dengan Virus Corona

18 Mei 2020   21:26 Diperbarui: 18 Mei 2020   21:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembatasan Sosial untuk Siapa?

Tahun 2020 ini sepertinya adalah tahun yang paling memprihatinkan bagi semua pelaku ekonomi. Baik perdagangan, transportasi maupun pariwisata.

Roda perekonomian seakan terhenti, dan meninggalkan perih yang tak mudah diobati. Pembatasan Masyarakat Berskala Besar yang diterapkan di berbagai daerah, memaksa siapapun untuk berhenti bergerak.
Di rumah saja, dan menerima nasib melakukan kegiatan hanya di rumah.

Suplay bantuan pemerintah tak menyentuh semua warga yang terdampak. Hanya orang yang dikategorikan miskin serta memiliki tanda pengenal di wilayah yang bersangkutan, sementara para pendatang hanya bisa menonton karena tak ada dalam daftar penerima bantuan.

Orang yang benar-benar miskin mungkin malah lebih beruntung karena mereka sudah terbiasa hidup berkesusahan, dan saat ini bisa menikmati bantuan. Selain sembako, juga yang saku sebesar Rp.600.000 tiap bulan.

Sementara mereka yang sedang bergerak menjadi orang kaya, tapi masih memiliki beban tanggungan menjadi kalang kabut. Usaha mereka berhenti, stok biaya habis, sementara mereka tak mungkin mendapatkan bantuan karena memiliki mobil dan rumah yang bagus.

Saat ini semua orang mengeluhkan keadaannya. Orang-orang dengan status sosial menengah harus makin menunduk, mengencangkan ikat pinggang dan berusaha bertahan dengan segala situasi. 

Tetangga saya yang bekerja di pegadaian baru saja memberikan informasi, bahwa kantor tempat ia bekerja menerima banyak barang gadaian di masa pandemi ini. 

Barang-barang yang digadaikan adalah berbagqi barang elektronik yang yang kondisinya masih bagus, kendaraan, smartphone, bahkan peralatan dapur yang harganya jutaan. 

Pegadaian dipilih karena lebih fleksibel, selama 4 bulan menggadaikan bisa diambil dengan bunga 14% dari total pinjaman dengan tambahan sedikit biaya admnistrasi. Warga bisa tenang selama 4 bulan tanpa harus memikirkan uang angsuran, dan bila sampai masanya belum bisa membayar bisa memperbaharui lagi akad gadainya.

Saudara saya yang tinggal di Magelang bahkan menawarkan alat musiknya di internet agar ada orang yang mau membeli. Sebagai pemusik saat ini ia tak ada order. Padahal kehidupannya ditopang dengan pekerjaannya sebagai pemain musik.

Saudara saya ini memiliki 4 orang anak yang masih usia sekolah, dari SD sampai SLTA, sehingga bisa dibayangkan biaya yang harus ia keluarkan tiap bulan .

Sebelum pandemi saudara saya ini bergabung dengan sebuah grup musik, dan pentas di berbagai benua. Tapi saat terjadi pandemi banyak negara yang memilih membatalkan konser agar pandemi tidak menyebar.

Kita tak pernah tahu secara pasti, kapan pandemi akan berakhir. Sebab WHO sendiri telah menyampaikan maklumat pada dunia bahwa virus Corona takkan pernah terhapus dari muka bumi. 

Sehingga presiden Jokowi menyampaikan agar kita bersiap dengan kehidupan baru, berdampingan dengan virus Corona, karena vaksin untuk menangkal virus ini  belum benar-benar teruji secara klinis, dan terus diusahakan agar segera terwujud.

Kita semua mengetahui bahwa berbagai virus mematikan telah mewabah di muka bumi ini dan menghancurkan kehidupan manusia. Ada virus HIV/AIDS, virus Ebola, flu burung, kolera, campak difteri, polio dan sebagainya. 

Warga di seluruh dunia sudah menggunakan vaksin untuk menangkal virus-virus ini antara lain dengan jalan program imunisasi.
Akan tetapi meskipun vaksin sudah ditemukan dan digunakan, orang yang terkena berbagai penyakit ini masih ada saja di sekitar kita, tanpa bisa kita cegah.

Relaksasi yang digagas pemerintah untuk membuka PSBB di beberapa daerah untuk membuka peluang masyarakat untuk beraktifitas kembali membuka harapan baru, agar masyarakat kembali melakukan aktifitas ekonomi. 

Sebab pembatasan Sosial dalam jangka waktu yang terlalu lama jelas akan mematikan ekonomi, semakin menambah beban pemerintah untuk refocusing terhadap semua anggaran yang sebelumnya telah dibuat dan ditetapkan.

Kita semua berharap agar semua daerah di Indonesia bahkan seluruh dunia, pandemi bisa segera melandai. Akan tetapi harapan itu tentunya bukan sekedar menunggu sampai semua benar-benar terpuruk. 

Masyarakat harus segera bangkit, beraktifitas seperti biasa, tentunya tetap dengan mematuhi protokol kesehatan.
Menjaga jarak jarak sosial, sering cuci tangan, dan membiasakan memakai masker bila berkegiatan di luar rumah. 

Sebab bila sudah diketahui secara nyata bahwa virus Corona tak dapat hilang dari muka bumi, lalu PSBB untuk apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun