Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tradisi Jelang Ramadan di Tempat Kami

18 Mei 2020   00:15 Diperbarui: 18 Mei 2020   00:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walikota Semarang memukul bedug di Masjid Kauman Johar | Sumber : medcom.id

Saya asli dari kabupaten Semarang, sementara istri saya berasal dari kabupaten Magelang. Dalam tradisi menyambut Ramadan ada sedikit persamaan. Hanya caranya saja yang berbeda.

Tradisi jelang Ramadan di Bandungan
 

Ramadan di awali dengan pasar prepegan, di mana sepanjang jalan protokol Bandungan akan ditutup satu arah khusunya yang berada di depan pasar Bandungan.

Di pasar ini seperti pasar dadakan yang unik, karena para pedagang menggelar dagangan di tengah jalan raya sepanjang pasar.

Geliat ekonomi nampak semarak dengan kedatangan para pedagang dari luar kota. Mereka menjual apa saja. Dari makanan, minuman, mainan anak-anak, peralatan rumah tangga, dan bunga.

Pasar ini berjalan sampai tengah hari, dan setelah para pedagang berangsur pergi, jalan dibuka kembali.

Setelah ashar, hampir semua masjid dan musholla di Bandungan memukul beduk bertalu-talu sampai waktu maghrib. Menandai bahwa ramadan telah tiba. .

Orang-orang mulai bersiap membersihkam diri. Sebagian mandi di kali pancuran di Bandungan yang letaknya ada di pertengahan batas antara dusun Karanglo dan Bamdungan.

Setelah itu mereka bersiap ke masjid dan musholla terdekat untuk mengikuti sholat tarawih berjamaah.  Di Bandungan semua masjid dan mushola melaksanakan sholat tarawih dan witir  23 rekaat, dan setealah sholat tarawih selesai dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur'an sampai menjelang tengah malam.

Tradisi jelang Ramadan di Magelang

Saya beberpa kali menjalankan ibadah bulan ramadan di kampung Istri. Orang-orang di kampung Istri di Magelang mengawali ramadan dengan padusan di kali Progo yang ada di sebelah timur kampung.

Sore setelah sholat ashar, penduduk kampung datang ke makam secara bersama-sama, mendoakan para arwah leluhur dengan membawa bunga mawar dan air putih.

Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing dan menunggu waktu sholat tarawih pertama dimulai. Di Magelang bedug dipukul bertalu-talu bukan menjelang Maghrib seperti di Bandungan. Tapi setelah sholat tarawih sebelum tadarus dimulai.

Tradisi jelang Ramadan di Semarang

Saat ini saya tinggal di Semarang, dan ada tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Semarang menjelang ramadan, yaitu dugderan. Diambil dari kata "Duk" sebagai suara beduk dan "der" suara petasan.

Dugderan diawali denga dibukanya pasar raya di sepanjang jalan Agus Salim Johar selama 15 hari. Dimulai satu minggu sebelum Ramadan dan satu Minggu setelah ramadan.

Malam menjelang ramadan, biasanya pejaabat walikota Semarang memukul bedug di Masjid Agung sebagai tanda dimulainya bulan ramadan, dan diawali dengan karnaval seni dan budaya  dari balaikota menuju Masjid  Kauman Johar.

Dalam karnaval ini juga diarak patung Warak ngendok sebagai simbol tradisi kota Semarang.

Di perumahan kami yaitu di Bukit Kencana Jaya, menjelang ramadan juga ada tradisi karnaval yang diikuti oleh para santri TPQ di seluruh perumahan. Mereka berjalan berkeliling perumahan dengan memegang obor, sambil melantunkan takbir.
Dan kebiatan ini biasanya dilakukan satu hari menjelang bulan ramadan.

Tahun ini sepertinya kegiatan secara massal seperti karnaval ditiadakan karena pandemi.
Tapi tradisi membasuh diri menjelang bulan ramadan tetap dilakukan baik di Semarang maupun di Magelang.

Bagaimana dengan tempat anda?

Samber 2020 Hari 22

 Samber THR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun