Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pelonggaran PSBB dan Herd Immunity

15 Mei 2020   03:49 Diperbarui: 15 Mei 2020   04:09 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memiliki kadar kekebalan tubuh sendiri-sendiri. Ada yang rentan terhadap suatu serangan virus, ada pula yang kebal dan bertahan bahkan tak tersentuh virus sama sekali karena kekebalan tubuhnya yang sangat prima.

Kekebalan tubuh seseorang bisa karena sifat bawaan atau karena perlakuan khusus pada diri masing-masing berupa perilaku sehat, rajin berolah raga, atau mengkonsumsi makanan tertentu sehingga membentuk kekebalan tubuh. Perilaku sehat ini akan menjadi benteng yang kuat tatkala virus atau penyakit masuk ke dalam tubuhnya.

Pandemi covid-19 menyerang siapa saja. Orang tua, orang muda, orang sehat, bahkan orang yang mempunyai bawan penyakit. Bahkan beberapa orang terserang virus ini tanpa gejala apapun.

Kita semua memang merasa tidak nyaman saat ini, karena semua kegiatan dibatasi. Tapi kita semua tersadar harus terus menjaga pishycal distancing agar virus terputus persebarannya. Dan kita rela berkorban demi agar negeri ini segera terbebas dari pandemi.

PSBB yang diterapkan pemerintah memang menimbulkan keluhan masyarakat. Karena yang paling terpukul adalah sisi ekonomi. Padahal masyarakat rela merantau demi roda ekonomi agar berputar.

Saat ini pemerintah berencana melonggarkan PSBB di tengah langkah para tenaga kesehatan yang makin masif menangani pasien Corona yang setiap hari angkanya semakin bertambah.

Yang menjadi alasan utama pemerintah agar geliat ekonomi masyarakat segera pulih, dan kondisi masyarakat bisa segera membaik.  

Memang pemerintah terkesan lamban dalam penanganan pandemi di Indonesia khusunya mereka yang terdampak secara langsung dalam bidang ekonomi non kesehatan. Hal ini terjadi karena banyak bidang ekonomi yang terhenti akibat imbas pandemi.

Maka menurut pemerintah, jalan satu-satunya adalah membuka kembali akses yang selama ini dibatasi sehingga masyarakat secara umum bisa melaksanakan kegiatan ekonomi dan tidak menjadi beban pemerintah.

Akan tetapi kita perlu berfikir lagi bagaimana dampak yang muncul saat pelonggaran ini mulai diterapkan. Di Bamdara saja, sejak penerbangan dibuka, warga langsung menyerbu bandara untuk menuju ke kampung halaman masing-masing.

Sehingga desak-desakan di bandara tidak dapat dicegah. Memang lonjakan penumpang ini sedikit banyak melegakan maskapai yang melayani penerbangan lokal antar daerah. Akan tetapi interaksi antar manusia yang datang ke daerah asal dari wilayah zona merah sungguh sangat membuat semua orang kawatir. Karena setiap orang berisiko tertular atau menulari.

Akan tetapi bila ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menerapkan herd immunity, kita juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Sebab secara alamiah pandemi akan berakhir dengan sendiri. Dan orang-orang akan terseleksi secara alamiah, siapakqh dintara orang yang paling kebal, itulah yang akan tersisa dalam populasi.

Mungkin setelah PSBB dilonggarkan para tenaga kesehatan akan menjerit kewalahan menghadapi pasien yang terus bertambah.

Karena sampai hari ini saja belum ada penurunan. Di beberapa daerah korban corona angkanya semakin meningkat dan yang meninggal juga semakin banyak. Meskipun di sisi lain yang sembuh dari virus ini juga semakin bertambah.

Konon umur 45 tahun ke bawah adalah orang-orang yang daya imunitasnya lebih kuat. Sehingga pelonggaran PSBB diperuntukkan untuk kelompok umur ini, sebagai usia yang produktif, dan agar mereka tidak terlalu lama dalam keterpurukan.

Tapi sebagaimana dilansir Kompas.com, "Jika pemerintah mengizinkan warga berusia 45 tahun ke bawah untuk kembali beraktivitas, bukannya tidak mungkin Indonesia bisa kehilangan satu generasi muda yang produktif".

Tapi sekali lagi kita hanya bisa menunggu, apakah kekawatiran sebagaimana  prediksi para  ahli kesehatan akan terbukti atau malah sebaliknya.

Sebab ditangani atau tidak, pandemi akan tetap berlalu. Dan orang bisa disembuhkan dengan vaksin atau memang dirinya kebal tak tersentuh virus..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun