Tapi itu lebaran tahun-tahun kemarin waktu pandemi belum datang.Â
Saat ini semua orang  merasa prihatin. Pandemi yang  berkepanjangan membuat banyak orang kena PHK,  tempat usaha tutup,  angkutan tidak jalan,  bisnis transportasi, hotel dan wisata mandek.
Bahkan pemerintah terpaksa melakukan refocusing terhadap APBN untuk percepatan penanganan pandemi.Â
Rakyat jelata juga harus kehilangan pekerjaan, Â terpaksa pulang kampung tak membawa uang, Â atau tetap tinggal di rantau tanpa tanpa punya pendapatan.Â
Bulan Ramadan yang diharap menjadi pesta tahunan bagi banyak  orang,  harus diterima sebagai situasi keprihatinan yang panjang.Â
Semua bidang ekonomi dari pertanian, Â peternakan, Â produksi, Â transportasi, Â semua tiarap menunggu kepastian.Â
Harga bahan makanan yang  biasanya melambung tinggi menjelang lebaran,  kini harus menerima kondisi keterpurukan karena over produksi tapi pasar tak ada permintaan.Â
Yang paling terpuruk saat ini adalah produksi telur dan  ayam potong.  Telur di pasaran hanya 17.500 /kg sedangkan ayam potong hanya 19.000-20.000/kg.
Harga cabai merah hanya 13.000/kg, sedangkan cabai rawit hanya 12.000/kg.
Petani dan peternak merugi besar-besaran, Â mereka terpaksa melepas semua produk dengan harga rendah daripada tertahan dan tidak laku.Â
Pengusaha warung makan pun saat ini harus taat pada peraturan. Â Tidak memperbolehkan orang-orang berkumpul. Pembeli hanya diperbolehkan membeli makanan dengan dibungkus. Â Bahkan mereka harus menerima keadaan tutup lebih awal dari biasanya. Laku atau tidak laku.Â