Pasar tradisional masih bergairah. Â Para pedagang dan pengunjung menyesaki pasar dari subuh hingga tengah hari.Â
Yang dibeli oleh para pengunjung pasar memang masih seputaran barang pokok kebutuhan pangan keperluan berbuka dan sahur.
Sementara para pedagang kaki lima diseputaran Meteseh berbelanja kebutuhan dagangan dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya. Â
Maklum saat pandemi, Â pemerintah kota Semarang sudah menerapkan PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Â sehingga para pedagang kakilima terpotong masa jualannya karena harus tutup warung lebih awal.Â
Di pasar meteseh,  barang kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan harga yang  berarti.  Bahkan beberapa komoditas tidak mengalami kenaikan harga.  Kecuali gula pasir yang sudah sejak satu bulan ini mengalami kenaikan yang cukup fantastis.  Sebelumnya harga gula pasir masih terpatok dengan harga 11.000/kg, sekarang sudah 18.500/kg.
Harga ayam dan telur masih stabil di angka 20.000-22.000/kg. Sementara harga cabai semakin menurun karena stok petani yang lumayan melimpah.Â
Harga sayuran seperti sawi,  bayam,  kubis,  wortel,  tomat mengalami kenaikan  meskipun tak terlalu banyak.Â
Sawi 1 ikat mencapai  harga 7.500, dan kentang melonjak harganya menjadi 16.000/ kg dari biasanya 12.000/kg.
Stok beras nasional yang mencukupi. Â Membuat harga beras stabil di angka 10.000-12.000 per kilogram.Â
Para pengunjung pasar tradisional di Meteseh sepertinya belum terlihat melakukan aksi borong. Â Karena disamping harga kebutuhan yang masih stabil dan stok yang mencukupi, Â perkiraan lebaran juga masih lama, Â sehingga mereka masih membelanjakan uangnya dalam batas wajar.Â
Para pedagang di pasar Meteseh mengeluhkan jumlah pengunjung yang sepertinya kurang berminat dengan pakaian yang diperjual belikan. Padahal stok pakaian model baru dari beberapa daerah seperti Bandung, Â Pekalongan, Â Yogyakarta, Cirebon sudah mulai berdatangan.Â
Para pedagang pasar Meteseh sudah mulai mempersiapkan bingkisan untuk para pelanggan. Â Mereka memborong sarung, sajadah dan alat dapur untuk bingkisan.Â
Beberapa pedagang kue-kue kering kebutuhan lebaran sudah mulai memajang dagangan mereka di etalase toko. Â Bahkan beberapa diantaranya sudah menyetok dalam jumlah besar.Â
Meskipun lebaran tahun ini sepertinya tidak akan ada kegiatan masyarakat yang berarti. Â Orang-orang kampung sepertinya tetap mempersiapkannya sebagai hari yang istimewa.Â
SofIatun (39), pemilik warung sembako langganan saya di pasar Meteseh mengungkapkan perasaannya di bulan ramadan tahun ini. Bulan ramadan banyak pelanggan tetapnya yang  tidak berjualan karena pulang kampung.  Sehingga ia harus membatasi stok dagangannya.Â
Sofiatun juga sudah mendata semua langganannya untuk membagi bingkisan lebaran yang sudah ia lakukan sejak pertama kali berjualan di pasar Meteseh.Â
Sofiatun mengatakan meskipun bulan ramadan tahun ini pendapatannya menurun, Â ia tetap menyisihkan sebagian penghasilannya sebagai ikatan kepada para pelanggan.Â
Harga kebutuhan pokok di bulan ramadan tahun ini sepertinya tidak mengalami kenaikan seoerti tahun-tahun sebelumnya.  Sebab pandemi covid-19 membatasi semua gerakan masyarakat. Sehingga harga kebutuhan pokok yang  ada di pasar tradisional cenderung stabil.  Hal ini bisa dimengerti karena banyak warung,  restoran,  hotel,  tempat wisata banyak yang  tutup, sehingga stok pangan cenderung meningkat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H