Anak-anak semacam ini memang harus mendapatkan pengakuan agar bisa mendaptkan pendidikan formal. Â Dimasukkan sebagai anggota keluarga pemgasuh, Â tapi biaya tetap dari keluarga yang menitipkan.
Anak-anak dari para permpuan panggilan ini di kemudian hari banyak yang sukses membangun masa depan. Â Jadi sarjana, Â jadi guru, Â bekerja di lembaga pemerintahan. Â Bahkan ada yang jadi dokter.
Ini mungkin hanya cuplikan kehidupan, Â dimana kita tak bisa memilih untuk dilahirkan oleh siapa dan dari keturunan apa.
Yang jelas fenomena kehidupan seperti ini akan tetap ada, Â terlihat dari saudara-saudara saya yang masih saja mengasuh anak-anak yang ibunya bekerja sebagai wanita panggilan atau pemandu karaoke.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H