Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bubur Koja Masjid Jamik Petolongan Semarang dan Bulan Ramadan

21 April 2020   08:45 Diperbarui: 21 April 2020   09:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bubur koja siap dibagikan kepada para jamaah | dokpri

Salah satu kegiatan khas di bulan ramadan adalah buka bersama.  Nyaris semua masjid dan musholla menyediakan menu berbuka bagi para jama'ah.

Di Semarang,  tepatnya di Masjid Jamik Pekojan,  ada kegitatan rutin setiap tahun berupa menikmati bubur koja yang disediakan oleh pengurus masjid dari sumbangan yang dikumpulkan oleh para jamaah.

Bubur yang dimasak dengan bumbu dan cara yang sangat khusus ini banyak diminati oleh berbagai kalangan.  Tidak hanya para jamaah masjid,  juga oleh warga pendatang yang kebetulan mampir di masjid Pekojan.

Saya beberapa kali hadir menikmati bubur koja dengan para jamaah.  Duduk sila berjejer di serambi yang luas,  lalu pengurus masjid membagikan bubur koja dalam piring.

Jadi kita tinggal duduk di tempat yang sudah disediakan,  tanpa perlu mengantri atau berebut.  Karena semua orang pasti akan mendapatkan.

Konon Pekojan adalah salah satu daerah di Semarang yang 150 tahun yang lalu menjadi tempat berdiamnya para pedagang dari India. Mereka adalah para pedagang yang menetap di Semarang.  Dan lokasinya disebut sebagai Pekojan,  dari kata Koja.


Sebagaimana penamaan pecinan bagi sebuah kelompok yang  mendiami gang pinggir kota Semarang.

Bubur koja siap dibagikan kepada para jamaah | dokpri
Bubur koja siap dibagikan kepada para jamaah | dokpri

Bubur koja adalah salah satu tradisi dari etnis ini yang terus dilestarikan oleh para anak cucu sebagai cara untuk memeriahkan bulan ramadan.

Bubur ini dimasak menggunakan cara yang khas, Terbuat dari campuran rempah-rempah pilihan, mulai potongan jahe, salam, daun pandan, irisan bawang bombay dan yang bikin sedap karena terdapat campuran kayu manis dan cengkeh di dalamnya.

Kuah kare dengan irisan daging kambing dan telur menajadikan bubur ini sangat nikmat  disantap setelah seharian berpuasa. Dan selalu menarik minat para pengunjung yang kebetulan melewati masjid pekojan di bulan ramadan.

Tapi saat ini apakah masjid Pekojan masih menyediakan bubur koja,  kita juga tidak tahu.  Mengingat Pandemi Covid-19 belum mereda.

Tapi menurut tetangga saya yang mempunyai kerabat di Pekojan, bubur Koja akan tetap dibuat meskipun dalam jumlah terbatas,  karena ini merupakan tradisi masyarakat setempat yang sudah bermukim di Pekojan selama ratusan tahun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun