Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sawan Itu Sebab Melanggar Pantangan

14 April 2020   00:26 Diperbarui: 14 April 2020   00:26 4006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pixabay 

Saat anak-anak sudah terbiasa memakan makanan yang  haram,  maka dalam tubuhnya akan timbul semacam senyawa organik yang  mempengaruhi semua pola perilakunya.  Ia akan tumbuh menjadi manusia lemah yang  rentan tertular penyakit.  Bahkan terkadang sejak kecil selalu sakit-sakitan dan tak mudah sembuh.

Kekuatan batin orang  tua yang  baik,  Yang tumbuh dari makanan yang  dimakannya akan menular pada anak,  dan menjadi tameng dirinya saat menerima tekanan berupa apapun.

Seringkali orang  tua tak menyadari bahwa al-walad  shuratul walid.  Anak adalah lukisan orang tua.  Jadi saat melihat kebaikan anak maka akan terlihat kebaikan orang tuanya.  Dan sebaliknya,  kejahatan anak adalah kejahatan orang tua. Maka tak heran dalam masyarakat jawa ada peribahasa "anak polah bapa kepradhah" , saat anak berbuat,  maka orang tua akan ikut menanggung akibatnya.

Apa yang ada di dunia ini semuanya memang diperuntukkan bagi manusia,  tapi kita tetap punya kewenangan untuk memilih yang baik.  

Kata orang tua memberi makanan yang  halal bagi anak istri itu ibarat mengisi bahan bakar kendaraan sesuai dengan peruntukkannya.  Misalnya dengan bensin, pertalite, atau solar.

Tapi memberi makan kepada keluarga dengan barang yang  haram itu ibarat mencampurkan bahan bakar dengan air dan pasir.  Tidak hanya membuat kendaraan macet,  juga akan merusakkan mesinnya.

Konon bayi yang terkena sawan itu karena akumulasi makanan yang dimakannya sehingga menimbulkan reaksi spontan.  Bisa  dengan cara rewel dan menangis tanpa  henti maupun mengalami kejang-kejang
Meskipun ada juga orang yang  berpendapat bahwa anak kecil terkena sawan karena melanggar pantangan,  misalnya saat maghrib masih berada di luar rumah,  melihat iringan jenasah,  melihat kecelakaan yang mengerikan di jalan dan sebagainya.

Percaya tidak percaya,  hal semacam ini memang ada di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun