Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Memotong Rambut Bayi di Hari Ganjil Kelahiran

27 Maret 2020   09:20 Diperbarui: 27 Maret 2020   09:26 4648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Memotong rambut adalah bagian dari jalan suci bagi bayi untuk menikmati fasilitas kehidupan saat ia lahir ke dunia.  Bagian dari permulaan proses setelah ia lahir,  dimandikan,  menikmati colostrum,  dan dibawa pulang oleh orang tua ke rumah masing-masing.

Dalam adat masyarakat jawa,  memotong rambut bayi masih dipertahankan satu jalur dengan perintah agama.  Mengadakan acara potong rambut di hari ke-3, ke-5, atau ke-7 kelahiran bayi dibarengi dengan pemberian nama,  dan aqiqah menyembelih satu ekor kambing jantan untuk perempuan dan dua ekor kambing jantan untuk laki-laki.

Bagi massyarakat Muslim,  pemotongan rambut bayi merupakan satu rangkaian penting sejak bayi mungil sudah berada di rumah.

Diawali dengan menyembelih kambing,  dan dimasak dengan tiga macam rasa.  Manis,  pedas dan asin.  Lalu mengundang tetangga untuk hadir membuat semacam kenduri yang  dimpimpin oleh tokoh agama setempat.

Setelah tokoh agama menyampaikan maksud kepada para warga diundang,  maka dibacalah beberapa bait kitab al-barjanzi,  lalu semua orang berdiri untuk membaca asyroqol.

Sebelum dibawa keluar,  dinding  mulut bayi diolesi madu atau perasan mamahan kurma dari orang tua,  untuk memperkenalkan rasa manis dunia.

Bayi digendong oleh ayah atau kakek, ayah bayi, atau saudara yang  lain,  keluar dari kamar,  dibawa ke dalam kerumunan orang-orang yang  melantunkan bait-bait asryroqol,  lalu disodorkan kepala bayi kepada orang-orang  yang  dianggap sesepuh,  untuk  memotong rambut bayi menggunakan gunting kecil dan tajam.

Cara memotong pun hanya sebagai simbol,  cukup satu dua helai rambut dan djmasukkan dalam Sebuah wadah kecil yang  disediakan.

Setelah selesai,  pemuka agama menyudahi dengan doa dan menikmati makan bersama.  
Benerapa anggota masyarakat juga mengisi acara dengan tausiah sebelum menikmati menu masakan aqiqah.

Pagi hari,  setelah matahari terbit,  sebelum dimandikan,  rambut kepala bayi dipotong menggunakan gunting atau alat kerokan rambut yang tajam. Boleh menyuruh dukun bayi,  atau keluarga sendiri yang  mampu melakukannya.

Harus hati-hati saat mencukur,  karena kukit kepala bayi rentan terluka oleh pisau cukur.

Rambut bayi dikumpulkan dalam sebuah wadah,  lalu  ditimbang dan diberikan sedekah dengan setengah harga perak  sesuai timbangan rambut.

Setelah ditimbang rambut bayi tidak boleh  dibuang,  melainkan  ditaruh di atas kubur ari-ari yang biasanya ada di depan rumah,  sebelah kiri untuk bayi perempuan,  dan sebelah kanan untuk bayi laki-laki.

Setelah itu bayi akan tumbuh dengan penuh  kemerdekaan.  Memiliki nama,  sudah potong rambut, dan tinggal menunggu prosesi tahap  selanjutnya.

Saat ini ritual memotong rambut kepala bayi sudah banyak ditinggalkan, bisa sebab orang tua tidak faham,  atau orang  tua tidak punya kemampuan  biaya untuk melaksanakan.  

Sehingga acara potong rambut kepala bayi hanya dilakukan sebagai kebuah kebiasaan,  berdasar kepercayaan bahwa bayi yang  tidak  pernah dipotong rambutnya akan membawa banyak petaka dan mudah sakit.

Sehingga saat syukuran kelahiran bayi,  hanya membagikan kenduri kepada tetangga kiri kanan dengan melampirkan nama bayi.

Tiap daerah memiliki cara yang  berbeda dengan tradisi  memotong rambut bayi.

Ketiga putri saya juga saya potong rambutnya sesuai tradisi agama.  Mengeluarkan aqiqah dengan satu ekor kambing untuk masing-masing anak. Teriring doa semoga saat dewasa bahagia dan terhindar dari bala bencana.

Bagaimana dengan tradisi memotong rambut bayi di tempat Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun