Sunat, khitan, atau sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi.(Wikipedia)
Di tempat kami orang-orang tua di jawa biasanya mengkhitankan anak laki-laki saat berusia 8-13 tahun sebagai  sebuah tradisi turun temurun yang berhubungan dengan budaya,  agama,  dan alasan kesehatan. Â
Anak laki-laki yang memiliki masalah kesehatan semisal tertutupnya kulup ( kulit ujung penutup penis) Â bisa dikhitan lebih awal agar bisa melepas cairan urine dengan lancar.
Tetangga kami orang sunda bahkan mengkhitan bayi laki-lakinya yang  masih berusia 2 bulan.
Beberapa tetangga warga keturunan China juga berkhitan saat sudah dewasa menjelang kawin.
Khitan memang menjadi kebutuhan saat ini sehingga para dokter dan mantri kesehatan di tempat kami membuka pelayanan khitan.
Dulu waktu saya kecil, Â saya diantar bapak ke tukang khitan. Â Saya masih ingat bagimana obat bius disuntikkan di sekeliling kulit penis, Â lalu mantri mencoba reaksi obat dengan menjentikkan jari ke penis, Â atau mencubitnya menggunakan alat.Â
Saat masih terasa sakit maka tukang  sunat membiarkan beberapa saat sampai obat bereaksi maksimal.  Dan apabila penis ereksi maka akan ditunggu sampai lemas dulu baru dieksekusi.
Sebuah gunting penjepit akan digunakan untuk menekan batas kulit kemaluan yang akan dipotong, Â tetapi masih menyisakan beberapa inci untuk menjahit luka.
Sebuah pisau atau gunting operasi yang  sangat tajam dan dan sudah disterilkkan digunakan untuk memotong.  Terkadang untuk anak-anak tertentu terjadi pendarahan hebat.  Tapi terkadang juga ada yang  dipotong tanpa mengeluarkan darah.
Setelah ujung kulit yang  bentuknya agak lancip ini terpotong,  maka tukang sunat mengoleskan sejenis obat anti infeksi dan membungkusnya dengan perban yang  dilapisi surfatul (kasa basah yang  mengandung obat antiseptic).
Setelah itu anak yang  disunat diperbolehkan pulang.
Hari ini untuk sunat banyak metode yang  diterapkan.  Ada model laser sehingga saat ujung kulit dipotong ada bau seperti daging terbakar.  Ada pula model klem,  di mana kulit kemaluan  tidak dipotong,  melainkan dilipat lalu dipress menggunakan alat khusus.  Sehingga lipatan kulit yang  digulung bisa saling menempel dan kepala penis nampak keluar.
Dulu waktu saya sunat membutuhkan waktu sangat lama.  Saya sembuh dari luka khitan dalam waktu hampir 28 hari.  Bahkan kawan saya ada mengalami gendhelan (bengkak)  di luka potong.  Sehingga membutuhkan waktu  lebih  lama  lagi untuk sembuh.
Terkadang anak-anak yang baru dikithan sengaja berjemur di sungai agar lukanya cepat sembuh.  Bahkan karena lalai,  perban yang  masih melekat erat karena luka khitan terjuntai dan disambar oleh binatang sungai  baik kepiting maupun kadal.
Dan jaman dulu obat tabur berwarna putih bernama sulfanilamide bubuk tabur merupakan obat paling manjur untuk menyembuhkan luka sunat.
Saat ini jaman modern, Â sunat bisa lebih cepat sembuh. Â Keponakan saya pagi hari disunat, Â sore hari sudah bermain sepakbola dengan teman-temannya.
Sunat bagi laki-laki itu seumur hidup hanya satu kali. Â Sehingga banyak orang tua yang mengkhitankan anaknya dengan membuat pesta meriah yang dihadiri banyak kolega dan tetangga.
Terkadang bisa dengan mengundang penampilan group musik,  wayang kulit  semalam suntuk,  atau mengundang group kesenian seperti reog,  angguk,  ndolalak,  dan sebagainya menurut daerah masing-masing.
Bagi yang beragama Islam bisa juga dibarengkan dengan momen  khataman karena ngaji al-quran telah selesai 30 juz.
Terkadang untuk menambah kemeriahan anak yang  akan disunat diarak keliling kampung  menggunakan kuda hias diiringi oleh pesta obor,  grup  drumb band atau group terbangan.
Yang  paling menarik saat khitan adalah banyaknya orang yang  memberi amplop pada yang sunat diiringi doa tulus agar jadi anak soleh,  dan lukanya cepat sembuh.
Bagi saya pribadi,  selain sebagai alasan kesehatan dan perintah agama sesuai sunnah nabi Ibrahim as.  Sunnat merupakan pembuktian lelaki sejati.  Dengan berani menahan sakit saat dipotong sebagai latihan saat menghadapi  kehidupan rumah tangga yang  rasanya akan lebih sakit.
Umur berapa anda berkhitan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H