Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mencegah Merebaknya Demam Berdarah dengan PSN, Masih Efektifkah?

11 Maret 2020   08:05 Diperbarui: 11 Maret 2020   08:10 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu secara bergantian,  para kader PKK juga mengadakan kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) setiap bulan,  sebagai tindakan pencegahan. 

Kami juga dihimbau tidak membiarkan nyamuk berdiam dalam rumah.  Antara lain dengan. Tidak menggantung pakaian,  sering  menguras bak mandi,  dan tidak membiarkan  air tergenang, apalagi tergenang dalam wadah-wadah yang  tak terpakai. 

Demam berdarah adalah kiriman Tuhan  yang  berikan sebagai sarana percobaan untuk menguji keimanan dan akal budi manusia. 

PSN atau 3M mungkin sekedar tindakan pencegahan,  karena tidak tertutup  kemungkinan DBD juga menyerang warga yang  lingkungannya bersih,  sehat,  tidak ada genangan air di sekitar rumahnya.  Sebab semua bisa saja terjadi akibat ia digigit nyamuk  yang  mengandung virus saat berada di luar rumah. 

Selain foging yang timbal asapnya mengotori lingkungan, dan menabur  abate ke tempat penyimpanan air,  kita juga memang harus menjaga diri sendiri dari serangan DBD. 

Sebab mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Mencegah agar kita terhindar dari DBD itu masih bisa dilakukan dengan berbagai cara,  daripada harus mengobati dan terlambat pula penanganannya. 

Kampanye secara masal juga terus harus dilakukan,  sebab selama ini masyarakat Indonesia sudah mengetahui penyebab dan dampak yang  ditimbulkan. 

Sehingga upaya  pencegahan sebagai bagian menekan seminimal mungkin dampak dari DBD bila menyerang,  adalah hal yang  penting  dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun