Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Gadis Sekecil Itu dari Mana Mendapat Keberanian untuk Membunuh?

10 Maret 2020   11:38 Diperbarui: 10 Maret 2020   12:19 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar wanita yang  menangis sebagaimana temuan polisi di TKP , bisa jadi merupakan petunjuk akan penggambaran rencana masa depan.

Ia sedang merencanakan sesuatu, hendak melukai ibu tirinya,  dan ingin melihat ibu tirinya menangis.

Sebab rasa depresi yang  demikian tinggi dan tak mendapatkan penyaluran akan terakumulasi menjadi sebuah dendam dan tinggal menunggu waktu yang  tepat untuk mengeksekusi.  

Komunikasi  dalam keluarga yang tidak berjalan dengan semestinya akan membuat anak seusia FA merasa bebas melakukan apapun.  Sebagaimana binatang yang  hidup diliarkan yang akan merusak apapun yang  dijumpai.

Depresi yang  akut bisa menjadi sebuah bom waktu,  dan akan meledak setiap saat tanpa mengenal siapapun korbannya.  Apalagi kepuasan menjadi salah satu hal yang  dicari di tengah keterkungkungan dan mandeknya komunikasi.

Hal semacam itu bisa jadi perhatian semua pihak terutama orang tua.  Agar tetap menjaga komunikasi dengan anak.  Sebab anak juga butuh kedekatan dengan orang tua  untuk mendapatkan kenyamanan di rumah.

Orang tua juga harus berusaha mengkomunikasikan segala sesuatu kepada anak.  Meskipun secara kasat mata anak-anak tidak memberikan reaksi ketika ayah ibunya menikah lagi.  

Sebab siapa tahu anak-anak mempunyai ide dan pendapat yang  patut didengarkan.  Meskipun keputusan tetap ada di tangan orang tua.

Kita juga tak berhak menyalahkan orang tua FA,  meskipun secara tidak langsung  bertanggung jawab dengan semua kejadian ini karena lalai dan kurang intensif mengawasi.

Hukuman berat bagi FA pun di masa depan bisa jadi menjadi efek lebih buruk.  Apalagi kalau FA dicampur oleh para terpidana lain yang  lebih dewasa. Karakternya sebagai pembunuh mungkin akan lebih menggila bila ia mendapatkan penanganan yang  salah dalam proses hukum.

Kita tetap berharap agar proses hukum  pada  FA tetap mengacu pada proses pembinaan yang lebih baik, meskipun secara hukum anak yang  berusia lebih dari 12 tahun sudah bisa dipidanakan  di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun