Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Indah Pedagang Siomay

6 Maret 2020   12:30 Diperbarui: 6 Maret 2020   13:31 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari kemudian saya teringat akan pembeli yang belum membayar ini.
Tapi saat saya datang situasi rumah sudah berubah. Ternyata orang yang tempo hari membeli dan belum bayar, sudah pindah entah ke mana. Jadi ya sudah, saya ikhlaskan saja. 

Karena situasi yang tidak memungkinkan lagi untuk berkeliling, saya mulai mencari tempat untuk menetap untuk berjualan daripada harus putar putar balik kanan kalau ada panggilan. 

Akhirnya sebuah minimarket menjadi tempat persinggahan saya yang terakhir. Di tempat ini saya berserah pada nasib. Laku tidak laku tetap di sini. Hujan banjir panas kekeringan tetap menunggu pelanggan di tempat ini. Hingga para pelanggan datang dan datang lagi karena mengetahui saya sudah tak lagi berjualan keliling. 

Di tempat inilah saya mendapat banyak inspirasi dan menjadi ratusan artikel yang saya tulis di kompasiana. 

Saya banyak bertemu dengan orang-orang dengan berbagai karakter. Tua muda kaya miskin. Jomblo atau sudah berkeluarga. Bahkan di dekat lapak saya sering jadi tempat bertemunya para selingkuhan. 

Sikap dan sifat pembeli juga sering saya amati. Dengan berbagai gaya mereka membeli. Ada yang meminta lebihan. Bahkan ada yang mengikhlaskan kembalian. 

Kalau orang hutang jangan ditanya, setiap hari ada saja. Bahkan saya sampai lupa siapa yang sudah membayar atau yang belum. 

Tempat saya juga sering jadi tempat curhat. Banyak pelanggan yang mengeluhkan berbagai persoalan hidup. Dan karena mereka berbicara dengan saya, ya saya tanggapi dengan penuh rasa suka cita. 

Ada juga yang bercerita tentang keberhasilan anaknya, sekarang sudah jadi PNS dan setelah menikah sudah punya baru, dan sebagainya, dan sebagainya. 

Tak terasa saya hampir 20 tahun jadi pedagang siomay, di usia perkawinan yang ke 23 tahun. 

Berarti sejak saya menikah 3 tahun kemudian saya jadi pedagang siomay. 

Saya tetap bersyukur dan bangga, walau hanya jadi pedagang siomay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun