Saudara saya ini memang penyuka binatang. Selain memelihara ular luluhan ekor juga faro berbagai jenis, juga memelihara binatang lain yang tak lumrah.
Salah satunya adalah Elang Bido yang ia dapatkan dari pasar hewan yang kini usianya sudah 10 tahun yang sangat jinak dengan pemiliknya.
Di bahu pemiliknya ia akan diam dan tenang. Tapi dengan orang lain elang ini akan meronta dan kelabakan. Bisa saja ia mendeteksi bau yang  sudah dikenalnya, atau mungkin sudah mengenal dengan baik bagaimana majikan memegangnya. Â
Saudara saya memelihara burung elang ini dalam kandang yang agak lebar. Â Di dalamnya ada pohon hidup juga beberapa ranting besar untuk bertengger. Saat dikandang burung elang ini dilepas begitu saja tapi bila keluar memang kakinya musti dipasang rantai agar tidak lepas.
Saya pernah merasakan cengkeraman kakinya sangat kuat. Bahkan kalau belum terbiasa memegangnya,  lengan  tangan bisa terluka karena cengkeraman kakinya.
Matanya burung ini sangat tajam mengawasi. Â Bahkan ia mengetahui gerakan binatang yang ada dalam jarak ratusan meter.
Suatu kali,  burung ini diajak ke sawah,  saat berjalan di pematang, matanya tajam mengawasi sekitar.  Lalu tak disangka ia terbang begitu saja,  menyambar seekor ular kecil yang  sedang melintas di tengah sawah. Untung saja burung ini sangat jinak dengan pemiliknya,  sehingga saat didekati ia tidak terbang melarikan diri.
Makanan utama dari elang bido adalah Ular-ular kecil, burung-burung kecil, Â tikus, dan kelinci ukuran kecil.
Saudara saya ini memberi makan elang  bido ini dengan binatang hidup, sebab ia tak mau memakan binatang yang sudah mati.  Burung kecil,  tikus,  bahkan ular kecil ditelannya hidup-hidup. Terkadang saudara saya  juga memberinya potongan daging segar untuk camilannya.
Elang bido milik saudara saya ini jarang terdengar bersuara.  Bahkan ia berpenampilan tenang layaknya kesatria.  Tapi bila ada yang  mengganggunya ia akan berdiri mengangkat kakinya dan mengepakkan sayapnya.