Memelihara anjing,  kucing,  iguana,  atau monyet itu hal biasa.  Meskipun cerita tentang  kesetiaan para binatang ini kadang  jadi legenda.
Tapi pernahkah anda melihat orang yang  memelihara hewan yang menantang nyali?
Binatang buas dan berbahaya jadi teman bercengkerama?
Sauadara saya memelihara ular jenis phiton raksasa. Usia ular ini sudah 7 tahun dengan panjang 7 meter dan bobot 100 kg.
Ular ini dipelihara sejak kecil. Â Ia menemukannya di gorong-gorong sekitar tempat tinggalnya. Â
Awalnya lar ini dipelihara dalam koantainer plastik.  Tapi karena makin lama  bertumbuh besar, ular ini ditempatkan dalam rumah khusus.  Banguna semen yang rapat dengan kaca untuk melihat.Kolam kecil dibuat untuk berendam.  Beserta ranting pohon tua yang  cukup besar sebagai tempat bermain.
Saudara saya ini memberi makan ular ini berupa ayam hidup. Tak banyak ia memberinya. Hanya seminggu-dua minggu sekali.  Terkadang  beberapa tikus putih ia masukkan ke kandang ular sebagai camilan.
Ular ini pada sangat jinak pada pemiliknya. Â Suara desisnya terdengar keras seperti menebar kengerian. Saya saja serasa geli ketika memegangnya apalagi kepala ular ini bergerak ke sana ke mari seperti mau mematuk. Â Apalagi lidahnya terus menjulur, Â benar-benar membuat ngeri.
Konon ular ini kalau lapar gelisah dalam kandangnya.  Kepalanya mendongak kesana kemari,  bahkan bikin ribut  dalam kandang.
Lalu seekor ayam akan dilepas dalam kandang, Â ular ini langsung membelitnya untuk meremukkan tulang-tulangnya, Â baru kemudian menelannya bulat-bulat.
Saudara saya bercerita bahwa dulu ada seseorang yang  memelihara ular phiton dari kecil. Seorang wanita cantik memeperlakukan hewan melata ini dengan kasih sayang.  Bahkan tidur pun di kasur yang  sama. Â
Suatu ketika peliharaan wanita ini tak mau makan dalam beberapa bulan.  Tapi pada suatu malam ia merasakan ulat ini melilit tubuhnya dengan sangat ketat. Ia berontak dan meminta pertolongan.  Orang-orang dari balai konservasi binatang  datang dan membawa ular ini. Â
Menurut petugas, Â ular ini tak mau makan karena sedang berpuasa, Â untuk menyntap majikannya. Â Si ular berusaha mengecilkan badannya dan sudah mengukur mangsanya. Â Sementara rahang mulutnya sudah siap melebar, Â wanita cantik ini malah merasa kalau sedang dalam bahaya.Â
Konon ular adalah hewan berdarah panas,  hingga selalu mencari tempat yang  sejuk untuk mendinginkan badannya.  Hutan,  semak,  dan gorong-gorong adalah tempat ternyaman baginya.
Suatu hari,  ular ini terlihat sangat gelisah,  ia terus bergerak tanpa henti seperti memberi suatu tanda.  Sang empunya mengeluarkan ular ini dari kandangnya,  beberapa saat kemudian terjadi kegaduhan.  Sebuah pabrik yang  lokasinya tak berapa jauh dari kandang ular terbakar hebat.
Bangunan habis jadi  puing,  petugas pemadam terlambat datang ke lokasi karena jalan masuk kampung sudah dipenuhi masa.
Ternyata hawa panas terpancar  sebelum bangunan terbakar dapat dirasakan oleh ular dari jarak ratusan meter.
Terkadang teman-teman saudara saya ini juga datang mengunjungi, Â mencoba tenaga dengan mengangkat tubuh ular. Tapi tak semua bisa mengangkatnya. Â Entahlah..
Di tempat saudara saya ini juga terdapat berbagai jenis ular.  Dari yang  berbisa dan berbahaya sampai Yang jenis tidak berbisa. Â
Bahkan menagawinkan secara silang dengan jenis ular albino.
Ular-ular ini dirawat dalam kandang yang  bersih agar terhindar dari penyakit,  dan membuatnya betah di kandang.
Anda berani memelihara ular?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H