Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Benarkah Binatang Peliharaan Bisa Jadi Penangkal Ilmu Hitam?

3 Maret 2020   11:58 Diperbarui: 8 April 2021   17:12 15995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi binatan piaraan (Ilustrasi pixabay)

Setiap manusia memang memiliki kecenderungan cinta terhadap makhluk lain terutama tumbuhan dan binatang.  Hingga rela meluangkan waktu dan mengeluarkan biaya besar untuk perawatan binatang  dan tumbuhan sebagai hobi dan relaksasi.

Pada jaman dulu orang-orang  juga memelihara binatang,  bahkan mereka menyebut binatang peliharaan sebagai klangenan,  hidup menjadi penghias rumah dan bisa bertahan hidup  sampai berpuluh tahun.  

Bahkan sebelum jaman maju, memelihara binatang pethetan seperti sebuah hal yang  wajib.  Saya pernah dihadiahi  oleh tetangga yang  mau pindah rumah,  dua ekor burung deruk dan tekukur yang  usianya hampir 35 tahun.  Tapi sayang burung ini terlepas dan jadi mangsa kucing  karena sudah tidak dapat terbang.

Jaman dulu,  menurut cerita bapak saya,  masih banyak orang  yang  menggunakan ilmu hitam.  Mereka bisa mengalahkan musuh dengan mengirim santet dan tenung dalam jarak jauh.  Korban bisa langsung  mati mendadak,  atau mendapatkan serangan penyakit yang  tidak ada obatnya.

Menurut ilmu pengetahuan modern,  santet adalah upaya dematerialisasi benda-benda dengan wujud biasa seperti paku, silet,  jarum,  ijuk,  lidi,  kawat bahkan butiran logam,  yang  dikirimkan dengan perantaraan jin yang  sudah dikuasai,  lalu masuk ke tubuh seseorang menggunakan rapal atau mantra tertentu.

Barang ini akan masuk ke dalam tubuh,  lewat aliran darah,  sehingga menimbulkan penyakit yang  mengerikan.  Dan lokasi penempatannya bisa di seluruh tubuh. Dari kepala hingga kaki.  

Bahkan menurut cerita bapak,  benda kiriman ini akan mengakibatkan malfungsi organ tubuh.  Hingga korban sesak tak bisa bernafas,  kaki bengkak,  bahkan perut membesar karena terisi benda asing.

Orang-orang yang  memiliki ilmu lebih tinggi dari si pengirim,  mungkin bisa mengirim serangan balik,  atau mengembalikan serangan. Tapi bagaimana orang yang  tak mempunyai kemampuan untuk menolaknya?

Orang-orang yang  tinggal di desa memiliki binatang ternak seperti ayam,  bebek, entok,  kambing,  sapi atau kerbau. Selain itu mereka juga memiliki binatang piharaan berupa burung,  kucing,  dan anjing sebagai penghias rumah.

Konon,  teluh dan tenung ini akan berputar mencari mangsa dan mengawasi terlebih dahulu  situasi dari langit berkenaan dengan kondisi target.

Bila memungkinkan ia akan langsung menyerang  korban. Tapi bila tidak memungkinkan ia akan mencari target lain,
berupa binatang peliharaan.

Maka terkadang sebagian orang jawa yakin bila ada anjing  menggonggong tanpa sebab,  pertanda melihat setan.  Atau kucing dan burung  yang  gelisah adalah tanda ada sebuah kiriman gaib datang.

Jadi tak heran saat binatang-binatang ini mati mendadak,  diyakini menjadi korban serangan.  Serangan  dengan mengirimkan benda-benda gaib lewat jalan dematerialisasi.

Keyakinan seperti ini terkadang dimanfaatkan oleh orang-orang  yang  tak bertanggung jawab.  Mereka menggunakan celah kelmahan dari orang-orang sakit biasa dan divonis kena kiriman ilmu hitam. 

Sehingga tak jarang binatang ternak semisal kambing harus dikorbankan dengan memasukkan benda asing  ke tubuh hewan.  Agar pasien yakin  dengan penyakitnya dan bersedia membayar berapapun biaya persyaratan.

Tentu saja,  ini hanya mitos yang sumbernya dari cerita orang tua.  Soal kebenarannya,  Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun