Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadapi Mertua, Bagaimana Sebaiknya?

28 Februari 2020   13:30 Diperbarui: 28 Februari 2020   13:53 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya tidak ada istilah bekas mertua. Meskipun bekas istri itu ada. Dalam hubungan mushohharoh (perkawinan) ada hubungan yang kekal dan ada hubungan yang sementara. Apalagi dalam hubungan perkawinan yang menghasilkan anak keturunan akan ada pertalian selamanya meskipun salah satu pihak suami istri sudah meninggal dunia.

Islam telah mengaturnya dalam sistem nikah di mana terdapat banyak personal yang haram dinikahi karena pertalian hubungan yang disebabkan hubungan perkawinan.

Kita hanya akan membahas salah satu personal dengan sebutan merua.

Mertua adalah ibu/bapak dari suami atau istri kita. Yang merupakan orang tua kandung yang melahirkan dan membesarkan pasangan kita sebagai anak. Dalam bahasa arab dikenal dengan kata umy atau Ummahat utuk jamak mua'ants.

Dikategorikan sebagai salah satu bagian orang yang haram dinikahi karena sebab kita sudah memperistri anak perempuannya. Hubungan ke atas dari ibu ke nenek sampai orang tua nenek adalah haram untuk dinikahi.

Artinya satu lingkaran dalam kategori ibu ini semua terlarang untuk dinikahi. Termasuk bibi dan adik-adik kandung bibi. Untuk memperjelas masalah ini al-qur'an sudah menerangkan secara terperinci termasuk berbagai tafsir yang mengupas tentang hukum-hukum perkawinan.

Kita tidak membahasnya dalam artikel ini agar tema yang dimaksud tidak bergeser terlalu jauh.

Mertua, apakah sama kedudukannya dengan orang tua kandung?

Dalam hal sikap, kita memang harus menyamakan. Karena mertua adalah orang tua pasangan kita. Artinya mereka adalah kakek nenek dari anak-anak kita. Menghormati mereka merupakan hak. Dan kita sebagai menantu punya kewajiban untuk melaksanakannya.

Terkadang kita menghadapi mertua yang sangat bawel. Suka mengatur ini dan itu, dan terkadang anti kritik dangan menantu. Tapi yang perlu diketahui, mertua yang cerewet dan bawel itu sebenarnya ekspresi dari kasih sayang sebagai orang tua yang tak ingin anak dan cucunya terlihat susah dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

Saya jadi teringat saat masih tinggal bersama mertua. Mertua saya sangat menyayangi cucunya, sehingga kesalahan sedikit saja terhadap anak kami, bisa membuat mertua marah tak habis-habis.

Misalnya saat kami keluar mengajak bayi, meskipun cuaca panas, tutup kepala, selimut dan kaos kaki tetap tidak boleh terlupa. Bahkan saat pulang dari bepergian, mertua segera mengambil minyak goreng dan irisan bawang merah untuk diborehkan pada tubuh cucunya.

Bahkan saat membuat menu makanan untuk si bayi, mertua sangat teliti memperhatikan makanan apa yang pantas untuk si bayi.

Istri saya terkadang menggerutu, mengapa ibunya sangat cerewet untuk pengasuhan bayi.

Manfaat dari semua ini ternyata terdapat sinkronisasi dalam perawatan bayi secara modern. Anak-anak masih kuat saat menghadapi panas, tapi mereka takkan kuat saat menghadapi angin dingin.

Pengalaman orang tua dalam menghadapi bayi, ingin ditularkan kepada anak cucunya agar saat menghadapi berbagai masalah bisa dihadapi sendiri.

Kita sebagai anak menantu tak perlu antipati dengan nasehat mertua. Menyanggah pendapat orang tua juga masih diperkenankan asal masih dalam batas wajar dan penuh kesopanan.

Seburuk buruk mertua, mereka adalah orang tua suami/istri kita juga. Suami atau istri kita tak pernah ada tanpa adanya mereka.

Jadi siap kita terhadap mertua tetaplah menghormati sebagaimana kita menghormati orang tua kita sendiri.

Kita tidak perlu membantah perintah mertua, kalau tidak suka kita hanya perlu menjawab dengan kata "nggih", dengan maksud agar mertua tidak tersinggung.

Atau kalau mungkin ciptakan kedekatan khusus dengan mertua. Membelikan makanan kesukaan atau barang yang diinginkan adalah termasuk pendekatan yang cukup bermanfaat.

Semoga kita semua bisa menjaga hati para mertua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun