Atau kita tak silau dengan kehidupan tetangga. Selain memiliki rumah megah, Â mobil mewah dan gaya hidup dan wah.
Lihat dong, Â apa pekerjaannya, Â dan perkirakan pendapatannya. Â Sebab kita tidak mungkin menyamakan kondisi kita dengan kondisi tetangga. Â
Ungkapan "Nrima ing Pandum"Â adalah ungkapan yang sangat dalam maknanya. Â
Upaya merefleksi diri untuk menerima panduman atau pemberian Sang Pencipta dengan segala kelapangan dada. Â
Hal ini tidak akan membuat kita "jumud" (menyerah pada nasib), Â akan tetapi sebagai upaya memperdalam makna pemberian Sang Pencipta sebagai berkah yang harus disyukuri walau bagaimanapun bentuknya.
Keyakinan semacam ini harus tetap tertanam agar diri kita terhindar dari sifat loba dan tamak. Â Bahkan dapat menghindarkan diri seseorang dari tindakan mencuri, Â korupsi, Â dan sebagainya karena lenyapnya sifat nrima.
Kita memang orang biasa, Â bukan pelaku spritual yang bisa sempurna dari keinginan dunia. Â Tapi setidaknya sifat Nrima ing Pandum memberikan kita sebuah pandangan khusus agar bisa menerima keadaan secara ikhlas dan rela tanpa perlu memaksa untuk merubahnya, sementara kita tak punya kekuatan untuk melakukannya.
Saya juga sedang berusaha keras melatih diri. Â Untuk terus melakukan hal yang sesuai kapasitas dan kemampuan yang saya miliki tanpa perlu memaksa diri.
Dan selalu nrima ing  pandum atas segala rejeki yang datang hari ini.
Selamat beraktifitas, Â sukses untuk anda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H