Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Operasi Plastik dan Upaya Merekonstruksi Diri

21 Februari 2020   09:19 Diperbarui: 21 Februari 2020   21:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini kita disuguhi manusia-manusia palsu berjasad campuran antara plastik dan kulit daging manusia. Mereka berlenggak-lenggok bergaya di atas panggung membius semua pemirsa dengan tampilan sempurna nyaris tanpa cacat.

Dan kita juga menyukainya sebagai sebuah trend gaya hidup yang makin menggejala.

Orang-orang merekonstruksi wajah dan beberspa bagian tubuh sudah tak lagi memperhitungkan biaya. Karena tujuannya hanya satu,  ingin tampil lebih sempurna.

Sebagaimana dirilis alodokter.com bahwa operasi ringan seperti rekonstruksi hidung dengan alasan estetika atau alasan kesehatan membutuhkan biaya  setidaknya 11 juta hingga 14 juta , dengan biaya tambahan sebesar 30-40 persen dari seluruh total biaya.

Operasi plastik, penambahan implan pada bagian tubuh mungkin sekedar merubah  penampilan dan meningkatkan rasa percaya diri pada seseorang.

Tapi operasi plastik tidak dapat mencegah malaikat maut datang menjemput. Menunda usia, atau mengelak dari sebuah nasib yang akan menimpanya.

Saya juga memiliki seorang tetangga yang terlanjur menyuntikkan silikon pada bibirnya, bibir yang semula cantik, jadi ndower seketika. Padahal ia sudah tak punya biaya untuk melanjutkannya.

Berapa sih umur manusia? Akankah manusia bisa menunda renta dengan menempelkan benda asing pada tubuhnya? Apakah proses pemalsuan diri lewat berbagai operasi plastik akan menaikkan daya jual seketika?

Jawabannya ada pada diri pribadi masing-masing. Seberapa besar bisa mensyukuri pemberian Tuhan sebagai nikmat yang tak bisa tergantikan.Dan seberapa besar manfaat yang dapat diambil dari sebuah proses rekonstruksi sebagai upaya untuk tampil percaya diri.

Ataukah kita memang menyukai barang palsu? Sebagaimana kita memilih emas imitasi yang harganya lebih murah,  musik bajakan yang didapat lebih mudah,  dan berbagai alat elektronik  black market yang berfungsi sama tapi kualitasnya berbeda?

Apapun yang dilakukan orang pada dirinya sendiri itu hak asasi, dan bukan hak kita untuk mencampuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun