Di daerah kelahiran saya Bandungan Ambarawa,  pohon kacang gude tumbuh subur. Pohon gude tumbuh dengan akar tunggang meskipun buahnya jenis kacang-kacangan.Â
Oleh karenannya kacang gude yang  berwarna hitam banyak dijual di pasar traditional dengan harga kiloan.
Kacang  gude bisa dibuat sayur atau bongko.
Semacam botok,  atau pelas tapi dengan bahan yang  berbeda.Â
bongko gude menjadi pelengkap lauk untuk bubur.Â
Bongko gude termasuk makanan favorite bagi saya karena rasanya yang  gurih,  dengan sensasi kulitnya ditumbuk kasar membuat lidah menari keenakan. Biasanya kalau di Bandungan, Â
Bubur dituang di atas opak sermier ditaruh pecel,  gude , cap jay,  mie goreng,  bongko gude,  baru disiram bumbu kacang.  Kalau anda berniat sarapan seperti ini,  bisa datang pagi hari setelah subuh,  sudah banyak pedagang yang  menjualnya.
Dulu waktu saya masih anak-anak,  tetangga saya bernama mbah Manthuk  menjual bubur semacam ini di depan rumahnya. Tiap pagi pelanggannya selalu penuh sesak. Sayang setelah beliau wafat,  sudah tidak ada lagi penerusnya. Tapi di Bandungan masih banyak juga pedagang bubur yang  menyediakan menu semacam ini.
Sebelum dibuat,  kacang gude harus direndam dulu semalaman agar teksturnya menjadi lebih empuk,  sebab kalau tidak direndam,  kacang  gude akan terasa liat,  walau sudah dimasak.
Setelah mengalami proses perendaman, kacang gude ditumbuk kasar, Â agar bijinya pecah dan sebagian hancur.
Lalu diberi bumbu sederhana berupa bawang putih, Â kencur, garam, Â dan daun salam.
Lalu kacang gude yang  telah ditumbuk dan dibumbui,  dan dicampur dengan parutan kelapa muda, dibungkus menggunakan daun pisang. Isi satu sampai dua sendok sudah cukup dengan menyertakan selembar daun salam setiap bungkusnya. Masukkan bungkusan dalam panci,  dan kukus hingga matang.  Daun akan berubah warna gelap sebagai pertanda bongko sudah matang sempurna.
Angkat, Â dan dinginkan. Â Sebab bongko gude justru lebih nikmat bila dimakan dalam keadaan sudah dingin. Â Teksturnya terlihat membekas sesuai bungkusannya. Â Bentuk segitiga agak memanjang.
Bongko gude lazimnya dimakan untuk lauk bubur panas.  Tapi saya suka juga menyantapnya dengan nasi  yang  masih hangat.
Sesekali saya juga ke Bandungan untuk membeli kacang gude, Â membuat bongko dan kami bagikan ke tetangga.
Dan mereka pasti bertanya, Â apa ini?
Sebab bongko  gude di lain daerah merupakan jenis masakan yang  asing.
Apakah di tempat anda ada bongko gude?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H