Mangoet (ikan asap),  mungkin sudah dikenal oleh manusia sejak jaman prasejarah. Sebagai upaya mengawetkan ikan untuk persediaan makan.  Sebab ikan Yang diasap lebih bisa disimpan lama daripada ikan yang  disimpan begitu saja.
Mangoet Semarang sudah terkenal di mana-mana.  Bahkan kota ini memiliki Kampoeng Mangoet  di Bandarharjo yang  menjadi daya tarik wisata bagi kota Semarang.
Di tempat ini terdapat 26 rumah pengasapan yang  bisa memproduksi 6 kwintal mangoet setiap harinya. Jenis ikan Yang dibikin mangoet bisa ikan pe,  ikan pari, ikan cakalang atau ikan tongkol.
Daging ikan atau kepala ikan yang  disebut manyoeng  di asap menggunakan tepes (kulit kelapa),  asapnya membubung ke langit,  dan harumnya memenuhi seantero wilayah ini.
Para penjual sayur di kota yang  menggelar dagangan di perumahan kami juga melengkapi dagangannya dengan menu  mangoet ini.
Istri saya sering  membuatkan masakan mangoet untuk sajian kami sekeluarga.
Bila bisa memasak secara tepat,  masakan mangoet akan menggugah selera siapa saja. Terlebih mereka yang menyukai masakan yang  pedas.
Mangoet  atau manyung dicuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan debu, atau barangkali ada telur lalat yang menempel. Hati-hati saat mencucinya agar mangoet atau manyung tidk hancur. Lalu tiriskan.
Siapkan bawang merah, bawang putih, cabe rawit, laos, sereh, salam daun jeruk, tomat hijau, dan jahe secukupnya.
Lalu bawang merah, Â bawang putih, Â cabe, dan tomat diiris tipis-tipis.
Siapkan penggorengan, Â tuang sedkkit minyak, Â panaskan. Â Masukkan bawang merah dan bawang putih, Â tungggu sampai berubah warna. Â Lalu masukkan cabe dan aduk hingga rata. Â Masukan daun jeruk, Â salam, laos, Â sereh Yang sudah digeprek, Â dan taburkan sedikit garam. Â
Anda juga bisa menambahkan, sedikit gula merah untuk memunculkan rasa manis. Â Aduk aduk sebentar, Â tunggu sampai bumbu menjadi layu dan tuangkan sedikit air. Â Setelah itu masukkan santan kental dan tunggu sebentar hingga santan mendidih.