Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pers Jangan Takut Menyampaikan Kebenaran

9 Februari 2020   00:01 Diperbarui: 9 Februari 2020   00:12 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang pers.  Ada dua hal penting selain berita sebagai produk pers.  Yaitu lembaga pemberitaan dan para punggawa pencari berita yang  disebut sebagai wartawan,  jurnalis,  nyamuk pers,  atau pewarta.

Berada di bawah payung hukum Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik,  para pekerja pers terus menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.

Kita tak pernah tahu bagaimana kabar di luar sana bisa sampai ke publik secara aktual,  faktual dan  kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan secara hukum bila tanpa ada pekerja pers.

Para wartawan menulis berita diregulasi oleh undang- undang informasi.  Mereka tunduk pada peraturan dan kode  etik jurnalistik.

Menyampaikan berita berdasarkan asumsi sambil menunggu terkumpulnya data itu masih bisa ditoleransi.  Tapi menulis berita faktual dengan opini tetap tidak diperbolehkan.

Informasi  apapun  harus tetap berdasarkan data dan fakta yang  ada di lapangan sepert foto,  keterangan pelaku, saksi, petugas kepolisian,  ahli yang berkompeten, ataupun fihak rumah sakit.

Di sinilah hadir tantangan sebagai  pewarta, satu sisi ia harus menyampaikan infofmasi sesuai fakta,  tapi pada sisi lain ia akan bersinggungan dengan berbagai kepentingan yang berhubungan informasi yang akan diberitakan.

Tak jarang para wartawan harus berhadapan dengan kekuatan besar yang menghadang. Entah atas nama kepentingan politik atau ekonomi.  Sehingga sikap tegas dalam memegang kode etik terkadang terabaikan.

Hari ini secara tidak langsung peran wartawan sudah diserobot oleh para netizen. Orang-orang biasa bisa menulis banyak hal faktual sebagaimana para jurnalis secara umum.

Tapi kewenangan para netizen memang tak bisa menyamai wartawan.  Sebab wartawan selalu dibekali kartu pers yang dikeluarkan oleh media tempat ia bekerja.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun