Tanpa menunggu lama beramai -ramai mereka mendatangi rumah Lek Kedi. Di teras rumah Lek Kedi  tercecer tanah kuburan. Jas hujan plastik tipis dan sepatu boot pun demikian. Semakin meyakinkan bahwa Lek Kedi pelakunya.
Rupanya semalam Lek Kedi terlalu bernafsu, ia tak tahu kalau hp jadulnya terjatuh. Pulang dari mengambil tali pocong ia kelelahan dan langsung tertidur sampai pagi.
Orang-orang kampung sebelah makin beringas, mereka tak lagi mengetuk pintu, tapi langsung mendobraknya. Pintu terbuka Lek Kedi masih  tergeletak di kursi usang  ruang tamunya.
Orang-orang membangunkannya, belum sempat Lek Kedi membuka mata beberapa orang sudah mendaratkan serangan ke tubuh Lek Kedi. Lek Kedi diseret keluar setengah telanjang. Celana yang ia pakai masih berlepotan lumpur.
Warga terus berteriak agar Lek Kedi dihakimi ..
"Bakar saja.."
"Gantung!.."
Tapi tokoh masyarakat yang ikut dalam rombongan warga menengahi.
"Kedi sudah mengakui perbuatannya, lebih baik kita serahkan ke polisi".
Tapi keluarga almarhumah malah memaafkan lek Kedi. Bujang lapuk ini mengakui semua yang ia lakukan. Â
Ia menceritakan asal muasal mengambil tali pocong dengan sesenggukan, serta menahan sakit akibat pukulan  warga.