Saya hanya diam, dan menepuk punggung Dony, "sabar, ini ujian", Â kata saya.
Beberapa hari kemudian saya datang ke rumah Dony saat ia libur bekerja. Rumahnya bersih dan rapi meskipun mereka punya bayi. Â Istrinya juga terlihat cantik sehabis melahirkan. Sepertinya ia pandai merawat tubuhnya dan telaten merawat rumah.
Saya dan Dony duduk berdua mengobrol di teras sambil menikmati kopi. Sementara istri saya masuk ke kamar bersama istri Dony.
Tak berapa lama, terdengar tawa cekikikan dari dalam kamar. Sepertinya istri Dony dan istri sudah menyatu. Bercerita tentang banyak hal hingga mereka berdua tertawa bersama. Sesama perempuan memang lebih saling memahami.
Hari berikutnya, sepulang kerja Dony dengan wajah sumringah mampir ke tempat saya berjualan.
"Terima kasih pak", katanya sedikit malu sambil menyalami tangan saya.
"Alhamdulillah, sudah pak", ia menambahkan, dan saya tak bertanya lagi lebih lanjut.
Rupanya kedatangan saya tempo hari ke rumahnya telah membawa angin segar bagi keluarganya. Istrinya tak lagi menolak, bahkan kini menawarinya bila anak mereka sudah tidur. Oalah .. itu to..
Saya juga tidak pernah bertanya pada istri, apa yang ia sampaikan pada istri Dony. Sehingga istri Dony bisa berubah total tak lagi acuh padanya.
Memang dalam kehidupan ini terkadang kita butuh orang lain untuk menyelesaikan berbagai masalah keluarga. Karena keterbatasan pengetahuan tentang hal-hal sepele terkadang menjadi embrio ketidakharmonisan dan menjadi pemicu pertengkaran.
Semoga Keluarga Dony selalu mendapatkan kebahagiaan.
