Sebut saja Dony (nama samaran), setelah menikahi gadis pujaannya, setahun kemudian istrinya melahirkan buah hati mereka. Bayi perempuan cantik dengan bobot lahir 4,5 kg dan panjang 48cm.
Bahagia, sudah tentu. Gembira sudah pasti. Seakan membuktikan bahwa dirinya adalah laki-laki sejati. Sempurna, dengan mendapatkan anak dari hasil pernikahannya.
Masa nifas sudah terlewat. Ia berharap Kebahagiaan yang ia reguk bersama istrinya akan berlanjut dengan hubungan berdua dan makin mesra.
Apalagi saat hamil, karena kondisi kandungan istrinya yang sangat lemah, Dony tak diijinkan dokter untuk menyentuh istrinya.
"Kontraksi yang terjadi akibat hubungan badan bisa mengakibatkan gagalnya janin berkembang pak", begitu nasehat dokter. Hingga Dony patuh tak berdaya demi si buah hati.
Kebetulan kamar Dony memang sengaja ditempatkan dua buah kasur busa. Dengan maksud agar baby-nya lebih leluasa. Tidak terhimpit atau atau terkena tangan akibat terlupa.
Tapi kasur yang dipisah ini menjadi penyebab Dony tak leluasa. Istrinya lebih cenderung kepada bayinya. Bahkan seakan tak sadar kalau ada suami di sampingnya yang butuh sekedar perhatian juga.
Beberapa kali tangan istrinya menepis saat Dony mencoba mendekat..
"Capek ", rengut istrinya.
Sampai kemudian Dony datang ke rumah kami, seperti mengadukan semua masalahnya.
Maklum, Dony berasal dari luar kota. Di perumahan kami ia hanya berdua dengan istrinya. Istri Dony sudah rela keluar dari pekerjaannya demi sang buah hati, demi menuruti saran kedua orang tua.
Semua pekerjaan rumah ia selesaikan sendiri. Karena keluarga ini tak suka memelihara asisten rumah tangga demi hematnya pengeluaran bulanan.