Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fakta tentang Kelelawar yang Perlu Anda Ketahui

28 Januari 2020   23:05 Diperbarui: 28 Januari 2020   23:02 2650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kenapa akhir-akhir ini kelelawar (kampret) banyak disebut-sebut. Namanya bersanding mesra dengan virus yang paling mematikan abad ini, yaitu virus Corona.

Kampret memang binatang unik. Matanya kecil dan cenderung buta, tapi penciumannya bisa mengindera buah-buahan yang masak dari jarak ribuan meter. Bahkan buah apapun yang sudah diperawani si kampret rasanya pasti manis. Entah pepaya, pisang, jambu, mangga atau kelengkeng.

Sepertinya si kampret juga tahu diri. Ia tak menghabiskan seluruh makanan yang diincarnya, melainkan disisakan sedikit buat manusia. Mungkin dalam hati kampret membatin, begini nih cara memilih buah yang manis.. hahaha

Dan saya yakin diantara para pembaca Budiman, ada yang suka memakan buah sisa si kampret.

Binatang pemakan buah  bergigi kecil-kecil dan sangat runcing ini di beberapa daerah memang jadi barang buruan untuk dijadikan santapan. Di Wuhan tempat merebaknya virus Corona, dan di Indonesia ada di pasar Tomohon Sulawesi Utara.  

Gambar-gambar kampret besar muncul di banyak artikel dan video, bahkan mulutnya menganga dalam kondisi sudah habis bulunya karena dibersihkan menggunakan bara.

Meskipun kampret memiliki sayap, ternyata ia bukan sejenis unggas. Melainkan varian dari binatang mamalia yang bisa terbang.
Ia berkembang biak dengan melahirkan. Tapi apakah anda pernah melihat ada sarang kelelawar?  

Menurut cerita, kampret hanya melahirkan anak satu atau dua saja. Begitu lahir si orok kampret  langsung bisa terbang dan bergabung bersama koloni di goa-goa yang gelap. Keren kan?

Kampret memang makhluk terkenal. Sebagai  binatang malam dan mampu mengendus buah matang, sosok makhluk yang  sebenarnya berwarna coklat ini dijadikan symbol kepahlawanan oleh  Bintang ciptaan Marvel studios bernama Batman. 

Tapi yang heran mengapa Batman berwarna hitam? Tak seperti kampret yang berbulu cokelat?
Atau mungkin jenisnya memang ada yang berwarna hitam ya? Meskipun yang  yang berwarna hitam itu adalah kelelawar panggang .. hahaha.

Tapi sampai sekarang pun saya masih belum faham mengapa si Drakula  penghisap darah di film2 barat juga menggunakan kampret sebagai ikon. Padahal kampret bukan pemakan daging atau penghisap darah.  Binatang Yang menghisap  darah kan cuma nyamuk dan lintah kan ? Nah Lo..

Atau mungkin para sineas terinspirasi kelelawar vampir dari  benua Amerika ya ?

Kelelawar vampir adalah kelelawar yang sumber makanannya adalah darah.

Ada tiga spesies kelelawar yang mengonsumsi darah:
1. Kelelawar vampir biasa (Desmodus rotundus),
2.  Kelelawar vampir kaki berbulu (Diphylla ecaudata), dan
3. Kelelawar vampir sayap putih (Diaemus youngi). 

Ketiga spesies itu berasal dari benua Amerika, dari wilayah-wilayah seperti Meksiko, Brazil, Chili, dan Argentina (Wikipedia)

Dulu waktu masih tinggal di Bandungan Ambarawa, saya memiliki tetangga namanya Mbah Soerip. Dari saya kecil sampai dewasa dan menikah ,  saya melihat Mbah Soerip hanya punya satu pekerjaan yaitu pemburu kelelawar.

Di rumahnya yang kecil terdapat jaring panjang yang lebar dengan diameter lobang jaring sekitar 2-4cm. 

Jaring setinggi 5 meter dan dipasang pada tiang bambu setinggi 10 meter. Jaring ini dihampar dekat pohon kelengkeng yang besar  atau di ujung kampung yang posisinya lebih tinggi. Biasanya Mbah Soerip memasang jaringnya menjelang Maghrib dan menggulungnya menjelang tengah malam.

Mbah Soerip juga punya alat pemanggil kelelar dari bambu yang suaranya mirip dengan teriakan kelelawar betina. (bayangkan aja ya suaranya).

Kelelawar yang Mbah Soerip dapatkan berkisar 30-50 ekor perhari. Bahkan kalau sedang musim buah kelengkeng yang menjelang panen, Mbah Soerip bisa dapat 100-200 ekor semalam. Dan bentuk kelelawar yang Mbah Soerip dapatkan memang jenis yang kecil. Karena di tempat kami memang tidak ada jenis kelelawar besar.

Setiap pagi ratusan kelelawar itu seperti ia pamerkan di depan rumahnya yang dimasukkan ke dalam kandang strimin.

Anak-anak sering datang mengelilingi kandang kelelawar ini. Seminggu sekali Mbah Soerip menyetor kelelawar-kelelawar ini ke sebuah toko  obat China di Ambarawa.

Kata Mbah Soerip, kelelawar dibuat untuk bahan obat. Entah obat apa.

Menurut Mbah Soerip kelelawar bisa menyembuhkan penyakit sesak nafas dan penyakit kulit. 

Suatu hari emak saya sesak nafasnya kambuh. Oleh Mbah Soerip emak disodori kelelawar goreng yang siap disantap. 

Meskipun sebenarnya jijik emak mencoba juga karena ingin sakitnya sembuh. Setelah makan kelelawar goreng emak masih biasa-biasa saja. 

Tapi beberapa jam kemudian emak muntah-muntah dan timbul bentolan di seluruh permukaan kulit. Lalu emak dibawa ke dokter. Kata dokter yang merawat, emak terkena racun binatang. 

Dan sejak itu kami tidak percaya kalau kelelawar bisa menyembuhkan penyakit tertentu.

Tapi saya memang sering melihat keluarga Mbah Soerip menikmati kelelawar goreng untuk lauk makan siang. Anaknya yang laki-laki terlihat nikmat saat menyantap hewan ini. Mungkin mereka memang sudah kebal kali ya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun