Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Meteseh, Geliat Ekonomi Tradisional Yang Terus Bertahan Memperebutkan Pelanggan

20 Januari 2020   22:33 Diperbarui: 20 Januari 2020   22:38 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sopiatun bersama suaminya/dokpri

Sebelum ada pasar Meteseh, warga perumahan biasa berbelanja pada pedagang sayur yang menggelar lapak di perumahan.


Selain itu, warung-warung sembako sekarang menyediakan kebutuhan warga dengan lebih lengkap.

Banyak ruko pasar tak berpenghuni/dokpri
Banyak ruko pasar tak berpenghuni/dokpri
Terlebih di Perumahan Sendang Mulyo sejak belum ada pasar Meteseh sudah ada pasar krempyeng setiap hari. Apalagi hari Sabtu dan minggu bisa dipastikan situasinya lebih ramai dari hari biasa.

Pasar tradisional memang diperlukan untuk pengembangan ekonomi suatu wilayah. Tapi terkadang kondisi suatu daerah sering tidak sesuai dengan yang diharapkan, karena pasar bentuk lain sudah terlebih dahulu ada.

Seperti pasar Meteseh yang tetap harus bertahan apapun kondisinya. Agar para pedagang  tetap memiliki tempat yang mapan untuk berjualan. Dan modal tetap berputar.

Sisi Utara sembako sisi selatan pakaian /dokpri
Sisi Utara sembako sisi selatan pakaian /dokpri
Apapun kondisinya, semua fihak tetap berharap agar pasar Meteseh tetap eksis dan semakin banyak warga yang mau berbelanja di pasar tradisional.
Meskipun warga yang memiliki uang tetap berkuasa  penuh atas distribusi uangnya. Tak ada seorang pun bisa melarang ia akan berbelanja di pasar atau di tempat lain.

Paling tidak memang harus ada fihak yang melakukan penyadaran akan pentingnya belanja di pasar. Misalnya dengan menggelar diskon di hari tertentu atau membuat semacam event untuk menarik orang-orang agar mau berbelanja ke pasar Meteseh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun