Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Undangan Pernikahan Dalam Penguatan Kehidupan Sosial

11 Januari 2020   01:17 Diperbarui: 11 Januari 2020   01:18 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mantu anak pertama bulan maret 2019. Dan cerita dari awal sampai akhir sudah saya uraikan di artikel Kompasiana beberapa Minggu yang lalu.

Tapi ada cerita yang unik dari hajatan saya ini. Awalnya rencana  kami hanya akan mengadakan sebuah pesta kecil, dengan tamu paling banyak 5O-an orang dari fihak keluarga kami dan keluarga besan.

Dan kami juga berencana tidak akan membuat undangan. Mengingat kondisi keuangan kami waktu sedang tidak sehat.

Tapi rencana itu berubah saat seorang teman menawarkan bantuan, berupa 6 paket tenda, 150 kursi tamu, meja prasmanan dan satu paket orgen tunggal bersama penyanyi dan playernya.

Wah.. ini benar-benar bantuan yang istimewa. Keadaan ini membangun motivasi saya untuk membuat undangan. Karena beberapa keperluan dengan biaya cukup besar sudah tercover.

Awalnya kami hanya hanya memesan  300 undangan. Orang-orang satu perumahan sudah kami pilih untuk kami kirimi undangan. Mengingat saya pedagang keliling jadi hampir semua penghuni perumahan saya mengenalnya dengan baik.

Ternyata teman-teman dari anak dan menantu saya pun ingin diberi undangan. 300 undangan rasanya tidak cukup untuk dibagikan orang sekian banyak.

Saya menyuruh anak mantu untuk pesan undangan 200 lembar lagi. Daftar orang-orang kami tambahin lagi. Jadi 500 undangan.

Tapi rekan-rekan saya di Polsek dan Koramil  Tembalang  juga meminta undangan. Sehingga akhirnya kami menambah 300 lagi menjadi 800 lembar.

Satu persatu undangan kami kirim. Yang dekat kami kirimkan sendiri. Sedangkan yang jauh kami suruh seseorang untuk membagikannya.

Waktu acara masih kurang satu Minggu. Tenda sudah dipasang, orang-orang yang mendengar saya mau hajatan datang ke rumah meminta undangan. Tapi waktu sudah tidak mengijinkan lagi untuk bikin undangan.

Jadi kami cukupkan undangan 800 itu sambil menunggu keputusan Allah bagimana akan mencukupkan rejeki kami.

Tamu datang membludak /dokpri
Tamu datang membludak /dokpri
Jumlah undangan yang menurut tetangga saya sangat banyak, membuat istri saya kawatir tidak bisa menyuguhi tamu dengan baik. Mengingat kondisi kami yang penuh keterbatasan.


Hingga hari H datang. Ritual akad nikah berjalan dengan lancar, menghantar putri saya  menjadi pasangan suami istri yang sah.

Kekawatiran saya mulai muncul, mengingat tamu yang datang begitu banyak.


Menurut catatan buku tamu, 1000 undangan menulis nama mereka.

Belum lagi undangan Tamu besan yang jumlahnya ribuan. Membuat saya ketar-ketir dan beberapa kali harus mengecek dapur menanyakan apa makanan untuk tamu nasih ada.

Numpang di teras tetangga karena kursi bawah tenda tidak muat/dokpri
Numpang di teras tetangga karena kursi bawah tenda tidak muat/dokpri
Beras 5 Kwintal sudah habis dimasak, daging ayam 500 kg juga sudah habis dimasak. Tamu ribuan datang silih berganti tiada habisnya sampai malam hari.


Tapi saya heran, mengapa masakannya masih ada saja ?

Sampai sekarang pun saya masih belum faham dengan kondisi yang saya alami ketika hajatan.

Undangan pernikahan  memang seringkali menjadi persoalan pelik bagi siapapun baik yang memberi ataupun menerima. Yang memberi undangan harus bersiap menjamu, meskipun yang diundang tidak mengharapkan suguhan.

Dan yang diundang bersiap menyumbang meskipun pada dasarnya yang mengundang tidak berharap disumbang.

Jadi kalau ada yang datang tidak memberikan sumbangan, atau sumbangannya sedikit ya diterima saja. Sebab mengundang itu Sunnah, mendatangi undangan  itu wajib tapi besaran sumbangan tidak ada ketentuan.

Yang diundang pun harus bijak. Meskipun sumbanganya besar, tapi menu yang disediakan sederhana dan membuat tidak berselera, ya diterima saja. Sebab setiap orang memiliki kemampuan berbeda dalam menjamu tamu.

Membuat undangan dan menjadi orang yang diundang itu sebenarnya sama-sama menguntungkan karena menguatkan pilar kebersamaan. Bukan sedikit banyak sumbangannya, tapi kesertaan dan kepedulian dalam pranata sosial itu lebih penting dari sekedar lembaran uang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun