Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kolam Renang Muncul Klangenan Berenang di Kolam dari Abad Masa Lalu

6 Januari 2020   14:56 Diperbarui: 6 Januari 2020   15:01 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolam renang sebesar ini isinya hanya air dan air. Sepertinya memang dibuat untuk berenang saja. Tempat untuk meletakkan barang bawaan terlihat memanjang dari barat sampai ke timur di sisi Utara kolam. Penutup dari panas dan hujan terlihat terbatas, dan saat hujan memaksa pengunjung harus bergeser ke tempat lain. Berjubel di ruang belakang tiket masuk.

Melompat/dokpri
Melompat/dokpri
Saya segera beradaptasi dengan air kolam yang dingin. Menyiram tubuh dan masuk ke kolam. Hmm ..tapi kemana anak-anak saya tadi ? Saya lihat mereka sudah bercengkerama di sisi kolam yang lain, teriakan-teriakan gembira menggema di seluruh kolam dan saya lihat ibunya menunggu di gazebo ikut tersenyum gembira.

Saya sudah bersiap. Satu lompatan byuur.. menghantar saya ke dasar kolam. Perasaan segar langsung merasuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit.  Dingin air kolam ini terasa sampai ke tulang susmsum. Saya timbul ke luar air, lalu masuk lagi lebih lama dan lebih dalam. Rasa dingin merata ke seluruh tubuh dan sirkulasi hawa sudah tak lagi membuat tubuh saya kedinginan.

Beberapa kali melompat dari batu yang dipasang di pinggir kolam. Menyelam menikmati kesegaran, dan berenang beberapa kali putaran, membuat badan saya sangat rileks hari ini.

Berenang mengitari kolam/dokpri
Berenang mengitari kolam/dokpri
Saya pun mencoba melempar koin kolam dengan kedalaman 4 meter yang ada disisi paling timur. Saat naik,  saya mendapatkan 7 koin. Mungkin dari orang-orang yang mencoba kedalaman dasar kolam tapi tidak berhasil menemukan koin yang ia lemparkan.

Menurut cerita, soalnya saya hanya mendengar dari seorang pengunjung, kolam ini dibangun sejak tahun 1987. Dan memang sudah seperti ini kondisinya. Yang berubah hanya beberapa bagian depan. Pagar pembatas, loket, dan beberapa warung yang menjadi satu dengan bagian kantor.

Konon sumber air kolam ini berasal dari mata air dari dalam tanah yang terus mengeluarkan air sampai sekarang.

Kolam ini tidak pernah dikuras, hanya pengelolanya membersihkannya menggunakan alat penyedot kotoran dengan tenaga diesel.

Sirkulasi air terjaga dengan baik, di samping kolam ada sungai lumayan besar yang jadi tempat pembuangan mengalir langsung ke rawa pening.

Masih menurut cerita pengunjung yang lain. Kolam ini dulunya adalah tempat petirtaan. Tempat mandi keluarga kerajaan sejak jaman kerajaan Mataram. Tapi tempat mandi raja siapa, saya juga belum berhasil menggali informasinya.

Memang di luar kolam ada pohon beringin besar dengan satu hiasan arca yang telah rusak. Konon di bawah pohon beringin besar inilah sumber mata air yang sangat besar dan mensuplay air ke kolam renang. Entahlah.

Di gudang dekat orang menyediakan ban pelampung juga ada ruangan yang sedikit terbuka, ada beberapa potongan arca di situ. Apakah itu juga bagian dari arca di kolam ini? Saya juga tidak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun