Suara salam imam sholat Jumat terdengar, disambut suara gemuruh seluruh jamaah mengikuti  pertanda sholat Jumat telah usai.
Beberapa ratus jamaah masih bertahan melantunkan dzikir dan doa, sementara yang lain langsung bergegas menuju pintu keluar.
Ya, hari Jumat di depan Masjid Agung Baiturrahman Semarang memang menjadi pasar tiban. Beberapa puluh pedagang kaki lima menggelar asongan dengan alas seadanya.
Ada peralatan dapur, alat rumah tangga, aksesories hp, jamu, obat kulit, ikat pinggang, kerajinan tangan seperti butiran penghitung tasbih, pipa rokok dan sebagainya.
Sayang sekali saya tidak sempat bertanya, berapa uang yang para pedagang keluarkan untuk sekali tampil di pasar tiban. Karena saya yakin, pasti tidak gratis.
Pedagang kaki lima yang hadir di pasar tiban sepertinya bukan orang baru, saya lihat wajah-wajah mereka adalah orang-orang yang biasa menggelar lapak disepanjang stadiun jati diri Semarang di car free day  setiap hari Minggu.
Salah satu dari pembaca pasti pernah melihat suasana ini kalau kebetulan sedang melaksanakan sholat Jumat  di Masjid Baiturahman Semarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H