Bagi warga yang tinggal di wilayah kelurahan Meteseh Kota Semarang, tentu tak asing lagi dengan warung ini. Bangunan ini sebenarnya tak layak disebut warung karena hanya berupa gubug papan yang berdiri diantara kokohnya bangunan perumahan disekitarnya .
Berdiri sejak adanya pembangunan perumahan oleh PT Bukit Jaya Metro Semarang, Pak Ta'in dan keluarganya mendirikan semacam gubug untuk menggelar dagangannya berupa makanan dan minuman untuk melayani para pekerja proyek
Waktu itu anaknya masih kecil-kecil, berjibaku dengan kondisi serba sulit, pak Ta'in bertahan dengan dibantu oleh beberapa keponakannya yang kini telah berumah tangga.
Adem, mungkin itu salah satu alasan para buruh proyek untuk melepaskan penat setelah setengah hari bekerja. Karena warung ini berada di bawah rerimbunan pohon waru, itu yang membuatnya adem
Tak ada makanan yang terlihat kalau dari luar, hanya beberapa bangku panjang yang sudah nampak usang dan beberapa meter luas teras untuk berteduh.
Nasi dengan sayur seadanya dan gendar pecel dengan sambal kacang yang pedas adalah menu utama warung ini.
Es teh, kopi, dan beberapa jenis minuman instan juga tersedia.
Gorengan dari mendoan, bakwan, tahu, pisang, ketela rambat, rolade adalah camilan istimewa warung ini.
Satu porsi makan pakai telor atau sepotong ayam plus es teh harganya tak sampai Rp.10.000
Kata Mak Mun (panggilan istri pak Ta'in), warung ini seperti saksi bisu akan keberadaan perumahan hingga jadi ramai seperti sekarang.
Ia bercerita akan situasi perumahan saat itu. Sepi, dan penghuninya terpencar dari blok A sampai Blok C. Penghuni perumahan jarang jajan di tempatnya mungkin karena gengsi atau yang lain.