Hujan yang mengguyur  sejak sore tadi  seperti diformalin, sampai saat ini masih terus membasahi kota Semarang. Jalan-jalan yang biasanya ramai saat menjelang tahun baru, terlihat sepi.
Pedagang kaki lima yang membuka lapaknya sejak sore masih sepi pengunjung. Mungkin karena hujan orang-orang malas keluar.
Di lingkungan saya, malam ini ada rencana kumpul-kumpul warga. Refleksi tahun baru memang selalu kami peringati di lingkungan dengan kumpul dan makan.
Nasi Tumpeng dan makanan kecil biasanya tersaji di atas gelaran tikar di jalan gang. Anak-anak akan mendapatkan dorprize, dari orang tua. Dan orang yang dituakan di lingkungan akan memberikan tausiah mengenai dengan thema tahun baru.
Setelah tausiah dan doa warga menikmati hidangan seadanya. Dan jagung  yang dibakar oleh seorang warga ikut hadir dinikmati bersama.
Tapi itu kalau tidak hujan. Bila hujan terus datang seperti entah jadi atau tidak warga menggelar acara.
Sementara di Semarang bawah, 16 tempat menggelar pesta detik-detik tahun baru 2020. Salah satunya di Pantai Marina dengan pentas musik dan menyalakan kembang api.
Tapi kalau hujan tetap turun seperti ini, entahlah jadi apa tidak acara mereka.
Tahun baru 2020, dirayakan atau tidak, besok  tetap datang. Kalender yang bertuliskan tahun 2019, besok sudah terpakai lagi. Mungkin nasibnya akan seperti kertas-kertas bekas yang lain. Dibuang ke tempat sampah, jadi alas gorengan, atau jadi apalagi.
Entah dengan nasib kita.
Selamat Tahun Baru 2020.