Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pohon Pisang Ajaib Itu Bernama Morosebo

29 Desember 2019   09:47 Diperbarui: 29 Desember 2019   11:22 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batangnya sampai melengkung dan harus disangga. Dokpri

Saya memiliki sebuah tanaman yang unik. Hasil pemberian seorang teman yang berasal dari Blora. Waktu pertama kali datang pohon pisang ini hanya setinggi satu jengkal dengan bentuk lurus dan beberapa potong akar menyembul dari pangkal batangnya.

Saya menanamnya sembarangan saja. Sebab tak punya lahan khusus yang khusus untuk tanaman. Terlebih di lokasi perumahan  luas tanah terbatas dan harus dibagi untuk berbagai keperluan.

Pohon pisang ini saya tanam begitu saja di depan rumah di tanah yang telah bercampur dengan bahan bangunan seperti semen dan pasir.

Batangnya sampai melengkung dan harus disangga. Dokpri
Batangnya sampai melengkung dan harus disangga. Dokpri
Saat awal tumbuh, terlihat tidak menyenangkan. Mungkin karena kondisi tanahnya yang kurang baik. Pohon pisang ini kurang nutrisinya. Waktu itu saya masih ingat sedang musim kemarau, pohon di sekitarnya mulai mengering dan mati. Tapi saya lihat pohon pisang ini masih terlihat tegar, seperti tak peduli dengan kondisi alam. Secara iseng saya mencoba berbagi kehidupan dengan cara menyiramnya pagi dan sore.

Beberapa bulan kemudian, kehidupan sebagai pohon terlihat. Batang anak pisang mulai tumbuh di sekitar induknya. Dengan bentuk yang nyaris sama.  Sampai 7 bulan kemudian Pohon mulai montong (terlihat pucuk jantung) dari luar. Kulit jantung pisang yang terlihat panjang ini menandakan bahwa pohon ini akan berbuah banyak.

Terlihat sambil jongkok. Dokpri
Terlihat sambil jongkok. Dokpri
Sampai sekitar dua bulan kemudian, setelah buah pisang nampak panjang, saya potong ujung jantungnya, dan terlihat keajaiban. Pohon yang pendek, tingginya tak sampai 1 meter, buahnya bertandan banyak. Tiap satu sisir saya hitung berisi hampir 25 buah pisang. Padahal pisang ini ada 12 sisir. Saya membayangkan seperti apa kalau buahnya sudah masak nanti.

Makin hari pohon pisang makin terlihat gagah, tandannya yang menjuntai ke tanah tak mampu ditopang oleh batang akar pohon yang ukurannya jauh lebih kecil. Sehingga saya harus menambahkan penyangga berupa kayu agar pohon tidak roboh.

Beberapa yang belum berbuah. Dokpri
Beberapa yang belum berbuah. Dokpri
8 bulan sejak saya menanamnya, pohon pisang ini terlihat menguning masak pohon. Terlihat beberapa biji buah terlepas dari tangkainya .Dengan bantuan sebuah kursi sebagai penyangga buah, akhirnya pisang ini kami panen dan kami bagikan ke para tetangga.

Tetangga pun bertanya, "pisang Ambon ya pak," saya menjawab, "bukan, ini pisang Morosebo".

Bentuknya memang mirip pisang Ambon, tapi bentuknya bisa lebih besar, dan rasa buahnya lebih manis.

Morosebo muda. Dokpri
Morosebo muda. Dokpri
Kelemahan pisang ini, buahnya sangat cepat terlepas dari tangkainya. Saat dipanen dalam kondisi belum matang, terasa agak lama menunggu masaknya. Tapi begitu masak merata, buah pisang ini akan cepat membusuk apalagi bila ada salah satu buah ada yang terluka saat memanennya.

Pohon pisang ini tidak terlalu rimbun, dan sangat indah terlihat sebagai tanaman hiasan di depan rumah. Dan di pasaran jarang diketemukan. Mungkin karena buahnya yang mudah lepas ya ?

Selamat menikmati hari libur anda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun