Entah kapan jajanan kekinian ini hadir di Indonesia. Hari ini hampir di seluruh minimarket yang bertebaran ada kedai bernama Kebab Turki.
Jenis makanan ini populer sejak beberapa tahun belakangan ini. Tampilan  pembungkusnya berupa kertas karton bertuliskan Kebab Turki dan nama merknya seakan menjadi daya tarik kaum millenial untuk membelinya.
Warna pembungkusnya yang didominasi warna kuning dengan paduan tulisan merah dan putih seakan mewakili rasa dan aroma kebab yang lezat.
Di negeri asalnya di timur tengah sana kebab  menggunakan irisan daging kambing yang dimasak menggunakan bumbu rempah-rempah khusus dengan rasa lada dan pala yang dominan.
Tapi saat berada di Indonesia Kebab Turki bertansformasi menyesuaikan lidah orang Asia. Rasa pala dan lada diganti dengan saos tomat dan mayonaise dengan berbagai dengan varian rasa pedas dan manis.
Bahan dan Cara Memasak Kebab Turki
Lazim menggunakan kulit tortilla berbahan dasar adonan tepung terigu , bentuknya seperti kulit lumpia berbentuk bulat, bahan ini berfungsi sebagai pembungkus dengan rasa gurih .
Tortilla di letakkan dalam piring, lalu diolesi sedikit saos pedas atau saos manis, kemudian potongan sayur yang biasanya betupa daun selada, ketimun dan potongan tomat.  Tortilla yang sudah terisi dengan sayuran,potongan daging giling dan bumbu berupa saos dan mayonaise  lalu dipanggang menggunakan wadah semacam teflon yang sebelumnya diolesi mentega.
Tak menunggu lama, setelah alat pemanggang panas, kebab dibalik sekali  dan setelah warna cokelat merata, kebab diangkat dan dimasukkan ke dalam wadah yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu Kebab siap dinikmati.
Prospek Usaha Kebab Turki
Teman saya sebut saja namanya Ilham, berkisah tentang hasil yang dicapai  dalam penjualan Kebab. Majikannya yang tinggal di Pedurungan Semarang  Semarang memiliki Kedai Kebab 20 cabang yang tersebar di seluruh wilayah  Semarang.  Satu gerai permalam bisa mendapatkan  hasil brutto lebih kurang Rp.500.000 bila dikali 20 maka hasilnya adalah 10 juta perhari.
Semua bahan didapaatkan dengan cara membeli pada pengrajin bahan kuliner yang telah menjadi langganannya beberapa tahun ini.
5 Tahun telah berlalu sejak bosnya Ilham membuka gerai pertama yang ditunggu sendiri. Sampai kemudian usahanya berkembang  sampai saat ini.
Ilham mengisahkan bahwa keuntungan bersih sekitar 50% dari  total pendapatan.
Jadi dengan memiliki 20 gerai,perhari bosnya Ilham bisa mengantongi Rp.5000.000/hari dan  uang 60 juta perbulan minimal bisa didapat. Penghasilan itu belum termasuk pesanan untuk pesta pernikahan atau yang lain.Â