Ia mulai berkeluh," Tapi saat ini penumpang saya sudah saya sudah jarang, mereka sudah beralih ke angkutan yang lebih simple, yang hanya dengan menyentuh gadget penjemput sudah datang".
Aplikasi online memang memudahkan setiap orang untuk memobilisasi kendaraannya. Dari angkutan orang sampai mengangkut barang. Dan kalau dihitung harganya memang lebih murah menggunakan transportasi online ketimbang naik becak.
Saat ini menurut mbah Paring banyak rekan sekerjanya yang beralih profesi. Rata-rata tukang becak memang berusia lanjut. Mereka sudah tidak memiliki peluang bekerja di sektor formal maupun nonformal.
Jadi banyak diantara mereka yang awalnya tukang becak kini menekuni bidang lain seperti pembuang sampah, pemulung, atau yang memiliki keahlian bekerja sebagai buruh atau tukang batu.
"Yang sudah terlalu tua ya disuruh nganggur di rumah sama anaknya mas", kata Mbah Paring menambahkan.
Hari ini saya memang sengaja naik becak Mbah Paring, diantara hentakan roda yang melindas polisi tidur, saya sempat memikirkan kondisi para tukang becak ini.
Mereka adalah para pahlawan keluarga, menggadaikan nyawa ditengah hiruk pikuk kota ditengah kendaraan bermesin yang jumlahnya makin menggila. Seakan tak memberi ruang pada becak, yang pengemudinya adalah para ayah yang sedang membanting tulang menghidupi keluarga mereka.
Suatu hari nanti becak akan menjadi kendaraan langka sebagai  warisan dari nenek moyang. Dan seandainya masih ada, becak hanya akan  menjadi pajangan tempat-tempat wisata atau penghuni museum.