Banyak orang sensitif saat ditanya tentang berapa umurnya. Seakan tahun kelahiran dianggap  aib diri yang harus rapat ditutupi.
Padahal jarum jam terus berputar. Tiap detak yang terdengar menambah masa, menambah umur, menyisakan beban yang harus ditanggung manusia saat usia renta sudah diambang pintu.
Anak- anak dilahirkan tidak bisa memilih dilahirkan oleh siapa. Di jaman azali ketetapan tentang hidup,rejeki, kematian dan kelangsungan kehidupannya telah tertulis secara terperinci dalam sebuah catatan bernama qodar. Tapi ketetapan Pemilik alam ini akan berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan karena daya upaya manusia untuk menjadi lebih baik dalam kehidupannya dan inilah yang yang disebut takdir.
Tak bermaksud menggurui, tapi itulah sebagian ilmu yang terserap dari sekolah kehidupan yang saat ini saya dan anda masih terus menjalaninya.
Dalam Islam, sebagaimana tertulis dalam atsar para sahabat nabi bahwa umur manusia hanya "baina sittina wa Sab'ina sannah" hidup manusia hanya 60-70 tahun.Yang dibagi dalam beberapa fase. Bayi sampai anak-anak, remaja sampai  dewasa, setelah itu menjadi renta berkalang tanah.
Beberapa dari manusia ada yang meninggal waktu masih bayi, bahkan saat masih dalam kandungan. Ada pula masih anak-anak sudah diambil nyawanya. Yang sudah remaja, dewasa, bahkan yang sudah renta sekalipun.
Ibarat pohon kelapa, semua bagian bisa runtuh begitu saja, bunganya, kelapa mudanya, kelapa tua, bahkan kelapa yang masih cengkir pun bisa jatuh ke tanah dan sirna. Semua tergantung ketetapan Yang Maha Sempurna.
Coba hitung saudara, kerabat, dan teman-teman kita. Siapakah diantara mereka yang masih tersisa? Ataukah mereka masih utuh sejak anda kenal hingga saat ini? Berapa orang yang telah mendahului kita berpulang ke alam baka?
Kita tak pernah tahu, kapan ajal yang datang dengan berbagai cara itu akan tiba . Bisa jadi hari ini adalah hari yang terakhir buat kita hidup di dunia, bisa jadi ini malah menit bahkan detik terakhir kita menghirup segarnya nafas dunia.
Manusia diciptakan, kemudian hidup, lalu setelah menjalani kehidupan ia akan mati kembali lagi menjadi tanah.
Proses hidup itu berjalan secara alamiah. Beberapa orang sukses menyelesaikan urusannya dengan gemilang. Memiliki keluarga, hidup berkecukupan lalu ajal menjemput dengan iringan tangis dari sanak saudara yang mengiringinya.