Sampai di lokasi yang datar terlihat bangunan seperti sebuah istana. Gapura yang telah rusak, pohon-pohon palm yang tinggi besar tak terawat, serta hiasan beberapa patung dan tugu menyambut kedatangan kami .
Dari luar, terlihat Piramida yang ada dibalik rimbunan semak belukar. Â Perdu dan semak terlihat seperti benteng yang menghalangi pandangan. Dan saya terus masuk ke lantai dasar. Terlihat serpihan kaca tembus pandang yang berserakan di lantai. Mungkin karena tidak terawat, jadi kaca-kaca ini pecah begitu saja terkena panas matahari.
Lantai satu
Nampak seperti ruangan lobi hotel yang biasanya terdapat meja panjang untuk resepsionis dan beberapa ruangan untuk para pegawai. Di sini juga terdapat bangunan seperti tangga undakan yang mengelilingi ruangan. Seperti di tengah adalah sebuah panggung dan undakan itu adalah tempat untuk duduk para penonton.
Bangunanan ruangannya  terlihat mirip. Namun makin ke atas makin mengerucut karena bangunan ini berbentuk segitiga. Terdapat seperti kamar-kamar yang belum jadi. Mungkin tempat ini adalah rencana bangunan kamar tidur untuk menginap para tamu. Kaca penutup semua ruangan sudah hancur berantakan. Di seluruh ruangan terlihat karya tangan-tangan usil yang mengotori dinding. Coretan tak beraturan menghiasi seluruh dinding dari bawah sampai atas gedung.
Adalah lantai paling atas yang membuat kita bisa melihat seluruh wilayah kota Semarang dan perumahan-perumahan di sekitar Piramida. Kompleks perumahan dan kampung-kampung yang terlihat dari atas gedung ini seperti kumpulan rumah-rumah kecil yang berkelompok dan terpisah di puluhan titik. Saya membayangkan bila malam hari mungkin kelap-kelip lampu dan sorot kendaraan akan terlihat seperti cahaya bintang di langit.
