Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pemandian Air Panas Diwak yang Jarang Terekspos

14 Desember 2019   14:59 Diperbarui: 16 Desember 2019   22:57 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi kolam rendam | Dokpri

Kita hidup disaat sarana komunikasi dan informasi sangat mudah diakses. Dimana orang menyebutnya era 4.0. Apapun yang terjadi di seluruh belahan dunia bisa kita akses saat itu juga dengan lantaran akses dan alat komunikasi yang canggih.

Tempat wisata untuk saat ini seperti sudah menjadi kebutuhan pokok semua orang. Didukung keberadaan media sosial yang menjadi ajang pamer, tempat wisata menjadi tujuan utama banyak orang untuk menghabiskan akhir Minggu atau liburan mereka.

Berselfie ria dan menceritakan pengalaman kunjungan ke media sosial adalah aktifitas yang dilakukan para traveler.

Ribuan tempat wisata setiap hari ditawarkan di internet. Baik wisata lokal maupun mancanegara. Dengan paket yang lumayan mahal atau backpacker, para pelancong berduyun-duyun datang ke tempat wisata.

Di kabupaten Semarang, tepatnya di kecamatan Bergas, ada sebuah tempat wisata yang menurut saya sangat unik dan menarik.

Untuk datang ke tempat ini tak butuh biaya tinggi karena lokasinya yang dekat dan tiket masuk yang sangat murah .

Lokasinya agak masuk ke dalam perkampungan dan ada di area sawah milik penduduk setempat.

Tempat parkir muat 50 kendaraan roda 4 | Dokpri
Tempat parkir muat 50 kendaraan roda 4 | Dokpri
Tempat ini sangat mudah dijangkau karena sejak dari awal masuk gang sudah ada papan petunjuk yang menuntun para pelancong untuk sampai tujuan.
Namanya Pemandian Air Panas Diwak. Konon nama Diwak berasal dari Akronim bahasa Jawa  : di=kendi dan wak=kawak
Kendi adalah tempat minum dari tanah liat yang mirip dengan teko dan kawak bisa berarti besar atau kuno. Mungkin di di lokasi ini pada jaman dahulu diketemukan Kendi Kuno yang sangat besar sehingga tempat ini dinamakan Diwak.

Diwak atau nDiwak (lisan orang Jawa sering menambahkan huruf di berbagai nama), adalah sebuah desa yang ada di kecamatan Bergas kabupaten Semarang.

Jalan menuju lokasi dari jalan utama Yogya- Semarang, tak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu lebih kurang 15 menit. Melewati perkampungan yang cukup rapat. Tapi jalan yang harus dilalui masih cukup nyaman meskipun banyak tambalan di sana sini.

Sepanjang rute terpampang jelas petunjuk jalan menuju lokasi, hingga para traveler tidak perlu bertanya. Jalan menuju lokasi sudah lumayan lebar tapi sayang belum bisa dilalui bus besar.

Sampai di lokasi terdapat tempat parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda empat yang bisa muat sampai 50-an kendataan. Dengan tarif sekali parkir Rp.5000,-

Lokasinya berbentuk jurang karena lokasi pemandian berada di dekat kali.  Fasilitas terkesan seadanya karena belum ada sebtuahan investor yang mempu membuat pemandian Diwak lebih memikat. Tak banyak spot utk foto Selfi untuk para pengunjung.
Jadi saat kunjungan ke tempat ini prlancong hanya bisa satu tujuan. Yaitu berendam di kolam air panas.

Untuk kendaraan roda dua anda hanya perlu sedikit menuruni jalan beton lalu di dekat pemandian akan ada lokasi parkir yang cukup luas dan nyaman, yang dijaga oleh penduduk setempat. Menurut cerita penduduk yang saya wawancarai, tempat parkir ini adalah tegalan milik warga yang dibuat untuk pendukung pemandian Diwak.

Ongkosnya hanya Rp.2000,- untuk sekali parkir.

Tempat parkir kendaraan roda 2 | Dokpri
Tempat parkir kendaraan roda 2 | Dokpri
Tiket masuk ke lokasi ini hanya Rp.3000,- termasuk asuransi.Saat masuk ke lokasi pemandangan pemandian nampak di depan mata . Dari  tempat penampungan air panas, tempat berendam air paling panas, tempat berendam agak panas dan di paling ujung yang paling agak hangat. Menurut informasi dari pengelolanya tempat ini buka sampai malam . Sebab kehangatan air bisa dinikmati saat cuaca dingin yaitu malam atau pagi hari.

Tempat ini sebenarnya dibagi untuk pria dan wanita tapi saat nyebur di kolam laki dan perempuan berbaur jadi satu. Bahkan anak-anak. Rata-rata yang datang ke tempat ini adalah orang yang memiliki keluhan penyakit baik penyakit kulit ataupun penyakit dalam. Saat saya mencebur saya berbarengan dengan orang yang sedang menderita penyakit kulit sangat parah. Sudah bertahun tahun diobati dengan berbagai cara  baik dokter maupun alternatif tapi sakit kulitnya tak kunjung sembuh. Saya juga bertemu dengan orang yang waktu datang masih dituntun dan pulang jalan sendiri entah punya penyakit apa dia.

Kondisi kolam rendam | Dokpri
Kondisi kolam rendam | Dokpri
Saya berendam hampir satu jam, bertegus sapa dengan anak-anak dan dan para pengguna lain. Namun sayang waktu yang saya pilih kurang tepat. Saat saya datang suasana sedang panas terik jadi saya kurang menikmati kehangatan airnya.

Suatu hari nanti saya akan datang lagi diwakti yang tepat. Pagi hari atau sore hari saat cuaca dingin agar kehangatan air belerang ini terasa di badan.

Konon kabarnya air belerang mengandung sulfur yang bisa mengobati berbagai macam penyakit mulai penyakit kulit yang ringan sampai jantung koroner.

Setelah berendam dan berbilas dengan air bersih saya naik dan menikmati makan siang di warung yang ada di sekitar kolam. Harga wajar yang ditawarkan  membuat  warung ink sangat ramai disinggahi pengunjung .menunya bermacam macam, dari gorengan, mie instan, soto, ayam penyet, dan nasi rames .

Kalau suatu hari anda melewati lokasi ini boleh kok mampir sejenak melepas penat dan menikmati keramahan alam pemandian Diwak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun