Apa yang anda ketahui tentang Bandungan?
Bagi warga kabupaten Semarang nama Bandungan sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Setiap minggu tempat ini dipenuhi wisatawan dari berbagai kota. Terlebih dengan munculnya wisata baru membuat Bandungan benar-benar ramai di hari libur.
Wilayah Bandungan dahulunya adalah sebuah desa yang terdiri dari  beberapa dusun, antara lain Bandungan, Pendem,Gamasan, Junggul, Piyoto, Guntingan.Â
Setelah program pemekaran Bandungan menjadi sebuah kecamatan yang mandiri yang terdiri dari 10 Desa/Kelurahan antara lain : Bandungan, Banyukuning, candi, Duren, Jetis, Jimbaran, Kenteng, Mlilir dan Sidomukti.
Bandungan berada di posisi 1300 mdpl sehingga wilayah ini berhawa sejuk  menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Dengan luas 48,23m2 dan kepadatan 1.199jiwa/km2 Bandungan masih terbuka bagi para investor untuk menanamkan modal di sana.
Jalur Ke Bandungan
Dari arah selatan  (Yogya,Magelang ) dan sekitarnya  bisa berbelok ke kiri  di pertigaan Toko Paulin Ambarawa. Jarak dari sini sampai ke Bandungan kurang lebih 7KM. Jalur yang anda lewati dari tempat ini sudah mulus. jalan dengan lapisan aspal hotmic terbentang  sampai ke ujung kota Bandungan.
Dari arah Semarang  belok ke kanan di pertigaan Lemah Abang jalan halus sepanjang 6 Km akan sangat nyaman anda lewati.  Di sini anda akan jumpai deretan Hotel dan Karaoke sampai di titik nol kecamatan Bandungan .
Bandungan memang jadi tujuan bagi siapapun yang hendak mencari hiburan baik siang atau malam hari.
Keberadaan hotel dan penginpan yang menjamur di sepanjang wilayah Bandungan sebenarnya sebagai bentuk dukungan terhadap kedatangan para pelancong yang datang ke Bandungan.
Akan tetapi di sisi lain sebagai lazimnya tempat wisata keberadaan lokalisasi di  Bandungan  seperti bumbu pelengkap. Sehingga muncul stigma di kalangan masyarakat luas, bahwa Bandungan adalah tempat rekreasi yang penuh maksiat.
Hotel dan Karaoke selalu penuh setiap akhir pekan. Ribuan pasangan entah pasangan yang sah atau bukan menginap di hotel yang ada di sepanjang jalan ini.
Harga hotel yang murah dan minimnya pengawasan dari aparat setempat membuat para pasangan mesum memanfaatkan momen ini mengumbar birahinya.
Keresahan Pengusaha  Karaoke Bandungan
Baru-baru ini media massa setempat mengunggah berita tentang wacana penindakan terhadap para pengusaha Karaoke yang melanggar aturan. Penindakan ini bisa bersifat peringatan bahkan penutupan usaha karaoke .
Penindakan yang disasar adalah bangunan yang tidak memiliki IMB. Serta ijin yang tidak sesuai fakta di lapangan. Misalnya Karaoke yang mengajukan ijin 15 room padahal faktanya 30 room. Penindakan ini juga menyasar pada kontrol minuman beralkohol yang disediakan oleh pengusaha Karaoke.
Kabar ini tentu saja membuat para pelaku usaha Karaoke di Bandungan menjadi resah. Sebab hampir 70% Â para pekerja yang jumlahnya 1600-an adalah warga sekitar. 800 Pemandu Lagu yang setiap akhir pekan bisa mencapai angka 1000.
Belum lagi para pemilik kost di Bandungan. Rata-rata penghuni membayar Rp.750.000/bulan. Intinya usaha karaoke di Bandungan memutarkan uang setidaknya 2 Miliar/bulan sebagaimana dikutip koran setempat.
Intinya bila benar akan ada penutupan Usaha karaoke di Bandungan akan banyak orang kehilangan mata pencaharian. Mulai dari pegawai hotel, pemandu lagu, PTL (pengantar Tamu laki-laki), ibu kost, warung makan, tukang ojek, rumah makan, salon, laundry dan sebagainya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H