[caption id="attachment_161883" align="aligncenter" width="300" caption="Siap - siap meninggalkan masjid Krasnouvimsk"][/caption] Setelah dari Desa Ufa-Shigiri, kami melanjutkan perjalanan ke kota kecil Krasnoufimski. Kami tiba di daerah Krasnoufimski pukul 23.00 waktu setempat. Kami langsung menuju Masjid Jami Krasnoufimski dan memutuskan untuk bermalam disana. Masjid Jami Krasnoufimski dapat dibilang cukup besar. Berlantai dua, dengan sebuah ruangan luas sebagai tempat istirahat bagi para tamu, sebuah dapur serta ruang madrasah. Usianya pun sangat tua. Seperti tertulis dalam buku ensiklopedi Islam Ural, masjid yang terletak di pusat Kota Krasnoufimski ini dibangun oleh seorang saudagar bernama Muhammad Hafizov Habibulina pada tahun 1896. Setelah sholat Shubuh kami beramah tamah dengan pengurus masjid tersebut. Menurut penuturan Imam Masjid Jami Krasnoufimski, Rafael Safin Hazrat (51), desa-desa wilayah Krasnoufimski yang terletak di pedalaman, secara keseluruhan masih memegang budaya dan tradisi Islam. Bukan hanya para orang tua saja, tapi pemudanya pun turut aktif di masjid. Bahkan, mata pelajaran keislaman pun diajarkan di sekolah dasar. Selanjutnya Rafael Hazrat mengajak kami untuk mengunjungi Desa Bayak. Dalam perjalanan ke desa yang terletak 20 Km dari kota ini, Rafael Hazrat menunjukkan kepada kami beberapa masjid tua dan kuburan muslim yang berumur lebih dari 250 tahun. Hal itu menjadi bukti sejarah Islam di pedalaman Ural. [caption id="attachment_161885" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu masjid tua di daerah krasnouvimsk."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H