Seminggu terakhir ini panen desaku Bojonegoro berlangsung, ada hal aneh yang aku rasakan panen saat ini. Banyak tetangga yang mengeluh karena saat panen tidak bekerja seperti sebelumnya.Â
Alhasil yang dikeluhkannya saat itu bisa saya simpulkan dengan datangnya mesin pemotong padi saat panen tahun ini. Rasa penasaranku pun terjawab dengan melihat panen langsung dengan alat mesin pemotong padi.Â
Alat ini membutuhkan sedikit tenaga manusia untuk menjalankannya. Hanya dua orang, yang satu sopirnya dan yang satu pembantu sopir yang bertugas memasukan padi dalam karung.
Pengamatan saya ini membuat saya jadi yakin bahwa saat ini tenaga manusia sudah tergeser mesin, walaupun itu di desa. Dengan kegiatan panen padi menggunakan mesin tadi, secara tidak langsung menggeser tenaga manusia.Â
Sebelum-sebelumnya warga panen dengan cara mengambil dengan tenaga manusia. "NGEDOS" bahasa jawa di sink artinya mengambilnya di potong lalu digiling dengan alat yang diputar ada pakunya.Â
Padinya rontok dan dibersihkan dari batang dan daun padinya. Tenaga manusia masih dibutuhkan dengan cara seperti itu, warga pun masih bisa mendapatkan upah dari kegiatan tadi. Dengan adanya mesin potong padi, membuat tenaga manusia tidak terpakai lagi.
Memang inilah resiko kemajuan teknologi yang selalu berkembang dengan menggeser yang dikerjakan manusia sekarang dikerjakan mesin. Kita tidak bisa menghindari hal seperti ini, mau tidak mau kita tetap membutuhkan teknologi untuk kegiatan kita kedepannya.
Baca Guru PNS dan Non PNS Penghambat Kemajuan Pendidikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H