Selain isian wortel, kentang, telur, dan daging sapi, jalangkote juga dapat diisi dengan berbagai bahan lainnya, seperti:
- Sayuran: daun bawang, kol, kacang polong, dan lainnya
- Daging: ayam, kambing, dan lainnya
- Ikan: cumi-cumi, udang, dan lainnya
Tips membuat jalangkote
- Untuk membuat jalangkote yang lebih renyah, gunakan tepung terigu protein tinggi.
- Untuk membuat jalangkote yang lebih gurih, gunakan daging sapi berkualitas baik.
- Untuk membuat jalangkote yang lebih harum, gunakan bumbu-bumbu yang segar.
Sejarah jalangkote
Jalangkote diduga berasal dari Tiongkok. Jalangkote dibawa oleh pedagang Tionghoa yang menetap di Makassar pada abad ke-17. Jalangkote kemudian mengalami modifikasi dengan menambahkan bumbu rempah-rempah khas Makassar.
Pada awalnya, jalangkote hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan orang-orang kaya. Hal ini dikarenakan jalangkote memiliki harga yang cukup mahal. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jalangkote, seperti tepung terigu, telur, santan, dan daging sapi, merupakan bahan-bahan yang mahal pada masa itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, jalangkote menjadi makanan yang populer dan digemari oleh semua kalangan. Hal ini dikarenakan harga jalangkote menjadi lebih terjangkau. Selain itu, jalangkote juga menjadi salah satu ikon kuliner Makassar yang menjadi daya tarik wisatawan.
Makna jalangkote
Jalangkote memiliki makna yang cukup penting bagi masyarakat Makassar. Jalangkote merupakan simbol dari kekayaan budaya dan kuliner Makassar. Jalangkote juga merupakan simbol dari persatuan dan keharmonisan masyarakat Makassar.
Jalangkote merupakan salah satu kuliner tradisional Makassar yang lezat dan menggugah selera. Jalangkote memiliki sejarah dan makna yang cukup panjang. Jalangkote menjadi salah satu ikon kuliner Makassar yang patut untuk dicoba.
Kuliner Khas Makassar lainnya
Selain jalangkote, Makassar juga memiliki berbagai kuliner tradisional lainnya yang terkenal, seperti:
- Coto Makassar
- Sop Konro
- Kapurung
- Buras
- Es Pisang Ijo
- Pisang Epe
Kuliner-kuliner tersebut merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H