Saya pribadi melihat, mahasiswa sekarang dengan mahasiswa zaman dulu sudah berbeda jauh. Bahkan, jauh sekali. Meskipun hidup dalam masa-masa sulit, namun hal itu tidak menghalangi niatnya untuk mencari ilmu.
Sekarang, meskipun fasilitas sudah relatif sangat bagus, sarana belajar pun tidak seperti dahulu. Namun belum saya liat antusiasme belajar seperti mahasiswa angkatan-angkatan dahulu.
Kembali pada orangtua mahasiswa. Pernah suatu ketika di selasar gedung, terlihat orang tua yang duduk sambil melihat dan meratapi print out hasil studi anaknya. "Mengapa ini bisa terjadi? Apa saya salah selama ini dalam mendidik anak?", kira-kira seperti itu-mungkin-lamunan mereka yang aku tangkap lewat raut wajahnya.
Akhir kata, saya teringat akan pesan dari Prof. Rhenald Kasali disalahsatu buku "30 Paspor di Kelas Sang Profesor". Kekangan orangtua terhadap sang anak bisa yang menjadikan sang anak tidak dapat leluasa bergerak. Kekangan disini tidak selalu diartikan hal-hal yang negatif. Namun, kekangan bisa juga berupa fasilitas hidup, kenyamanan hidup yang menjadikan anak-anaknya tidak bisa beradaptasi dan berjuang menghadapi ganasnya kenyataan hidup.
Wahai orangtua, jangan kau kodi sayap anak-anakmu, lepaskan mereka supaya mampu terbang tinggi. Biarkan mereka menjadi rajawali di angkasa.
Sesekali biarkan mereka terjatuh lalu berdiri sendiri. Agar mereka dapat merasakan sakit dan getirnya hidup. Sehingga mampu menjadikan mereka berhati-hati tatkala terbang tinggi.
[caption id="attachment_402430" align="aligncenter" width="400" caption="Lepaskan kodi sayap mereka, agar mereka terbang tinggi ke angkasa. | Ilustrasi by: nyunyu.com|"]
---
Bungah (Bhs. Jawa) = Senang, Bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H