Seiring perkembangan waktu dan pesatnya perkembangan tehnologi dan informasi serta kurang minat dan perhatian para generasi zaman sekarang terhadap seni dan budaya asli milik pakpak yang semestinya kita lestarikan kini tenggelam ditengah-tengah begitu kuatnya arus budaya asing yang masuk hingga ke pelosok-pelosok desa. Hanya sedikit saja orang ada yang mau memberikan pemikirannya dalam melestarikan adat istiadat tersebut. Pergeseran adat budaya tampaknya telah merubah wajah anak-anak negeri yang lebih memilih budaya asing untuk mereka banggakan. Masuknya budaya barat yang mendapat respon positif dari kalangan remaja tanpa adanya filter dan penyeimbang dari budaya lokal mengakibatkan para remaja, pemuda dan sebagian masyarakat mengalami keracunan dalam memahami dan membedakan antara budaya asli milik Indonesia dalam hal ini Adat Budaya Pakpak dengan budaya asing. Demikian juga dengan keberadaan Sulang Silima akar dasar dari segala Adat Istiadat yang ada pada kita Suku Pakpak, sudah semakin banyak generasi zaman sekarang tidak memahami apa itu Sulang Silima. Sulang Silima adalah terdiri dari 5 unsur, yaitu (1) prisang-isang (anak paling tua), (2) pertulan tengah (anak pertengahen), (3) prekur-ekur (anak paling kecil), (4) anak berru, dan (5) kula-kula. Kalau kita generasi zaman sekarang masih mau memberikan sedikit waktu dan pikiran bagaimanasupaya keberadaan sulang silima ini tidak punah begitu saja, maka efek positifnya sangat tinggi bagi kehidupan kita masa sekarang dan juga masa yang akan datang, dan yang paling utama adalah buat keturunan kita kelak. Dengan tetap mengacu kepada sulang silima ini, maka kita sekarang ini mengetahui sejarah kita, mengetahui silsilah kita beberapa tingkatan, yang nantinya dilanjutkan oleh keturunan kita dimasa akan datang. Hal inilah yang membuat Marga Berutu Lebbuh Kuta Kersik yang diprakarsai beberapa orang tua peduli akan generasi masa sekarang dan yang akan datang. Mereka tidak menginginkan anak dan cucu mereka tidak saling mengenal, hanya karena tempat tinggal yang berbeda-beda. Banyak sekali sebenarnya hal yang positif apabilakeberadaan dan fungsi sulang silima ini tetap diperankan sebagaimana mestinya mulai sejak dahulu, salah satu yang paling sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari, kita kadang lupa atau tidak mengetahui apa hak dan kewajiban kita bila ada tetangga yang melakukan pesta baik atau pesta jahat. Maka sebagai tempat kita untuk belajar adalah dengan adanya wadah seperti sulang silima, karena sulang silima ini merupakan pemegang hak ulayat yang sudah kitaakui sejak zaman dahulu.Semoga rencana pelantikan pengurus sulang silima marga Berutu Lebbuh Kuta Kersik dapat tercapai sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, dengan harapan seluruh keturunan marga Berutu Lebbuh Kuta Kersik semakin bersatu maka otomatis semuany akan menjadi Nduma.Salam sada ukurNjuah-njuah banta karina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H