Membaca dan menyimak berita koran Banjarmasin Post, Jumat tanggal 8 Februari 2019, pada halaman 9 dengan judul " 20 Pelajar Tidur di Rumdin Kadisdik" , dan subjudul " SMPN 3 Bakumpai Menumpang UNBK di Marabahan ".Â
Menurut koran ini, sebanyak 20 siswa 9 SMPN 3 Bakumpai dipastikan akan menginap atau tidur di rumah dinas (rumdin) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Batola di Jalan AS Nasution Kota Marabahan, belakang persis SMAN 1 untuk bisa  mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk pada 22 sampai 25 April mendatang.
Dari pemberitaan koran Banjarmasin Post tersebut di atas, menunjukkan betapa berat dan susahnya perjuangan siswa kelas 9 yang sekolah mereka tidak mampu melaksanakan kegiatan UNBK mandiri dengan berbagai kendala dan sebab.Â
Perjuangan siswa kelas 9 Â dari sekolah pinggiran untuk mengikuti UNBK sungguh luar biasa, jauh dari orangtua selama beberapa hari karena menginap di tempat lain, seperti yang akan dilakukan oleh siswa kelas 9 SMPN 3 Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala atau Batola tersebut.
Mungkin perjuangan siswa kelas 9 SMPN 3 Bakumpai tersebut hanya sebagian kecil yang terekpos  oleh media, tentunya masih banyak lagi siswa yang lain yang juga akan mengikuti kegiatan UNBK tahun ini dengan menginap ke tempat dan jauh dari orangtua mereka.Â
Koran Banjarmasin Post ini juga pernah memberitakan kondisi yang sama seperti yang dialami siswa kelas 9 SMPN 3 Bakumpai, sebagaimana diberitakannya pada Sabtu, 19 Januari 2019, pada halaman 13 dengan judul " Murid Menginap Enam Hari", dan subjudul " Semua SMP Tabalong Akan Terapkan UNBK".
Kondisi dan lingkungan alam menjadi salah satu sebab mengapa sekolah tidak dapat menyelenggarakan UNBK secara mandiri, disamping masalah dan faktor internal lainnya, seperti ketersediaan komputer, sarana dan peralatan penunjang, dan sebagainyanya. Â Menjadi sebuah kondisi yang ironis , jika kenyataan di sekolah banyak yang tidak memiliki komputer dan sarana prasarana penunjang lainnya, lalu kemudian 'dipaksakan' melaksanakan UNBK.
Pelaksanaan UNBK semakin tahun semakin bertambah sekolah yang berminat untuk menyelenggarakannya, baik secara mandiri atau bergabung dengan sekolah lain. Â
Bertambahnya sekolah yang berminat menyelenggarakan UNBK ini merupakan sesuatu yang positif dan hendaknya mendapat apresiasi dan dukungan pihak terkait, khususnya pemerintah daerah setempat melalui dinas yang berwenang menangani pendidikan. Â
Dengan demikian, sekolah dapat menyelenggarakan dengan baik tanpa terbebani oleh masalah anggaran, penyediaan sarana dan prasarana, dan sebagainya.
Demikian pula bagi siswa  yang akan mengikuti UNBK, meski sekolahnya tidak mampu menyelenggarakan UNBK secara mandiri, diharapkan mendapatkan layanan yang terbaik agar mereka tidak terbebani oleh kondisi nonteknis saat mengikuti UNBK tersebut.Â