Mohon tunggu...
Maslani SPd
Maslani SPd Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMPN 4 Pelaihari , Kabupaten Tanah Laut., Kalimantan Selatan. Memulai menekuni menulis artikel secara rutin sejak tahun 2013, khususnya artikel yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Beberapa tulisan artikel terbit di koran lokal Kalimantan Selatan, baik koran Banjarmasin Post maupun Radar Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berburu Cempedak di Tengah Hujan Deras

23 Januari 2019   09:40 Diperbarui: 23 Januari 2019   09:43 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Januari 2019 ini menjadi puncak musim buah di Kalimantan Selatan, khususnya buah durian, cempedak, dan rambutan.  Dimana-mana banyak orang berjualan buah -buah tersebut dengan harga yang relatif murah, sehingga pilihannya juga semakin variatif.  

Penulis mendapat 'undangan' dari, Ismail,  kawan yang  memiliki rumah dan kebun cempedak yang  berada di Kelurahan Palam, Kota Banjarbaru. Isi undangannya, bahwa  jika penulis  ke Martapura pada hari Ahad, 20 Januari 2019, agar mampir ke rumahnya di Kelurahan Palam, Kota Banjarbaru, untuk panen buah cempedak yang ada di belakang rumahnya.

Rumah kawan yang ada  di Kelurahan Palam tersebut  tidak berada dekat dengan poros jalan Martapura (Kabupaten Banjar)- Pelaihari (Kabupaten Tanah Laut). Namun, harus masuk jalan lagi sekitar 5-6 km dari jalan utama atau poros Martapura-Pelaihari. 

Kebetulan, pada hari Ahad, 20 Januari 2019, memang ada rencana mau ke Martapura untuk menengok orangtua dan keluarga lainnya, maka 'undangan' tersebut penulis penuhi. Bersama isteri dan anak kami yang bungsu, Maulidina Rizkia, berangkat dari Pelaihari menuju Palam, Kota Banjarbaru menggunakan mobil yang biasa dibawa.

Ketika memasuki jalan menuju Palam, Kota Banjarbaru, sekitar pukul 11.00 WIT, cuaca terlihat makin mendung, meski belum turun hujan. Penulis memarkir mobil di halaman sebuah tempat rekreasi yang ada di Kelurahan Palam guna menghubungi Ismail melalui telpon untuk  menanyakan arah jalan menuju ke rumahnya. 

Memang, dulu penulis sudah pernah ke rumahnya pada tahun 2016 lalu, tetapi setelah hampir 3 (tiga) tahun agak lupa arah masuk atau jalan ke rumah Ismail tersebut. Maklum, jalan yang ada di Palam tersebut cukup banyak .

Penulis menghubungi Ismail, namun yang menerima adalah isterinya, menurut informasi isterinya bahwa yang bersangkutan ke kebun orangtuanya, dan  hanphonenya  ditinggal. Ternyata penulis lupa dan tidak dapat mencari rumah Ismail tersebut, meski sudah diberikan informasi oleh isterinya melalui telpon. 

Pada akhirnya, penulis dijemput oleh isteri Ismail dengan sepeda motor pada suatu tempat yang berada di wilayah blok sebelah dari blok rumahnya tersebut.

Hujan mulai turun rintik-rintik ketika penulis sampai di rumah Ismail tersebut,  dan kemudian semakin lebat disertai suara petir yang mengiringi suasana hujan. Waktu itu sudah menujukkan pukul 12.00 WIT. Sambil menunggu hujan reda, penulis dan keluarga disajikan oleh tuan rumah  cempedak sebanyak 2 (dua) biji dan beberapa gorengan dari cempadak.  

cempedak-palam-1-5c45698d6ddcae6f8f692b82.jpg
cempedak-palam-1-5c45698d6ddcae6f8f692b82.jpg
Hujan masih belum reda juga, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 WIT. Ismail mengajak penulis, apakah mau menunggu hujan teduh memetik cempadak, atau sekarang saja meski hujan belum reda juga. 

Penulis mengatakan terserah Ismail saja, dan kalau menunggu hujan reda juga agak lama. Akhirnya, penulis beserta isteri dan anak serta ditemani Ismail dan isterinya ke belakang rumah untuk memetik cempadak yang buahnya lumayan banyak sambil membawa payung agar tidak basah kuyup.

Satu per satu buah cempedak diperiksa oleh Ismail yang punya kebun, karena kondisi cuaca yang kurang baik sehingga agak susah mencari dan memetik buah cempadak sudah tua atau matang. Ismail dan penulis mencoba memilah dan memilih mana cempedak yang sudah waktu dipetik atau matang, karena cukup sulit menentukan pilihan pada saat kondisi turun hujan. Meski pun memakai payung, tetap saja kena air hujan sehingga celana dan baju menjadi basah, hingga akhirnya penulis menyerahkan payung kepada anak penulis.

cempedak-palam-2-5c45696412ae945d3d42a287.jpg
cempedak-palam-2-5c45696412ae945d3d42a287.jpg
Ada sebanyak satu karung gula buah cempedak yang berhasil  kami petik dan dari buah cempadak yang sudah jatuh sebelumnya. Penulis sendiri yang memasukkan buah cempadak yang telah dipetik, ada yang masak, sudah tua, dan ada pula yang masih muda. Cempadak yang masih muda tersebut rencananya dimasak menjadi sayur.  

Kegiatan berburu buah cempadak sudah selesai, lalu dilanjutkan dengan memetik buah rambutan dan buah pepaya yang berada di kebun belakang rumah Ismail tersebut.

cempedak-palam-3-5c456a09c112fe144e6138a5.jpg
cempedak-palam-3-5c456a09c112fe144e6138a5.jpg
Hujan masih belum juga reda ketika penulis dan keluarga pamit untuk pulang seraya mengucapkan terima kasih atas pemberian buah cempadak, rambutan, dan pepayanya. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 14.30 WIT ketika penulis pulang dari rumah Ismail yang berada di Kelurahan Palam, Kota Banjarbaru.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun