Mohon tunggu...
Maslani SPd
Maslani SPd Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMPN 4 Pelaihari , Kabupaten Tanah Laut., Kalimantan Selatan. Memulai menekuni menulis artikel secara rutin sejak tahun 2013, khususnya artikel yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Beberapa tulisan artikel terbit di koran lokal Kalimantan Selatan, baik koran Banjarmasin Post maupun Radar Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tak Seorang pun Sukses Tanpa Sentuhan Guru

21 November 2018   13:39 Diperbarui: 6 Desember 2018   16:36 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul tulisan artikel di atas penulis petik dari sebuah judul yang terdapat dalam Buletin Direktorat PSMP "PELANGI" Edisi XXIV /2017  yang penulis baru terima di sekolah pada Selasa, 22 Mei 2018, pada kolom 'Analisis Utama' di halaman 5.  Judul lengkapnya, MENDIKBUD : TAK SEORANGPUN SUKSES TANPA SENTUHAN GURU, dalam konteks kegiatan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Sabtu, 25/11/2017.

Penulis mengutip isi beritanya yang terkait dengan judul di atas, yaitu " ..Di sisi lain. Hari Guru Nasional juga dijadikan refleksi, apakah kita sudah cukup memuliakan guru-guru yang telah berjuang untuk mendidik dan membentuk karakter kita sehingga menjadi pribadi yang tangguh dan berhasil. " Sebab, tidak seorangpun yang sukses tanpa melalui sentuhan guru" ujar Mendikbud saat upacara peringatan Hari Guru Nasional di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (25/11/2017).

Jelas dan tegas sekali pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Muhajir Effendy, tentang pentingnya sosok guru dalam kehidupan orang-orang yang sukses. Pesan moral ini tentunya menjadi penyemangat bagi guru yang pada  akhir-akhir ini banyak mendapat cobaan dan halangan dari pihak-pihak yang belum paham arti penting seorang guru, baik itu siswa, orangtua siswa, maupun pihak yang lainnya.

Peringatan Hari Guru Nasional (HGN)  tahun 2018 ini, diwarnai dengan kisah pilu dan prihatin tentang nasib guru yang masih mendapat perlakuan yang tidak semestinya khususnya di Kalimantasn Selatan.

Pada tahun 2017 yang lalu, masih segar dalam ingatan penulis kasus yang menimpa guru. Ada Ibu Suprihatin, seorang guru SDN Pelaihari 7, Kabupaten Tanah Laut dan Ibu Junaidah (59) guru di SDN Keraton 3 , Kabupaten Banjar,  yang mendapat perlakuan tidak semestinya yang dilakukan oleh orang tua siswanya. 

Kasus terbaru yang menimpa guru terjadi pada pada Kamis, 8 November 2018 ,sekitar pukul 13.00 waktu setempat, seorang guru mata pelajaran Gambar Teknik Otomotif dari guru yang bernama Joko Susilo, S.Pd, mendapat perlakuan tidak senonoh dari siswanya sendiri.  Menurut Kepala Sekolah SMK NU 03 Kaliwungu, Muhaidin, bahwa kejadian tersebut hanya goyonan belaka, bukan pengeroyokan terhadap guru tersebut. Namun, katanya lagi goyunan tersebut diluar batas atau keterlaluan.

Kasus-kasus  yang menimpa guru pada akhir-akhir ini terasa menyantak,  karena seolah tidak ada perlindungan hukum terhadap profesi guru selama ini. Bagaimana mungkin hanya gara-gara guru mencubit siswanya, lalu kemudian guru tersebut dianiaya oleh orangtua siswanya sendiri?  .

Menyimak lebih lanjut pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendy, ada pesan moral yang kuat yang ditujukan kepada siapapun yang hidupnya telah sukses selama ini untuk merefleksi diri. Apakah sudah cukup memuliakan guru-gurunya yang pernah mendidik dan membentuk karakter, sehingga kini dirinya menjadi pribadi yang tangguh dan berhasil dalam karir, pekerjaan, usaha, dan sebagainya. 

Menjadi hal ironi saat ini, bahwa banyak orang-orang yang sukses tersebut merasa atau mengakui bahwa kesuksesan yang telah  diriahnya  adalah semata-mata karena dirinya dan orangtua atau keluarganya semata.

Perubahan dan perkembangan zaman yang semakin canggih ini membuat segala sesuatunya mudah diperoleh, dan kemudian juga mudah dilupakan. Tidak terkecuali dengan pengabdian dan kerja keras guru di sekolah selama ini,  yang terkesan diabaikan perannya oleh sebagian siswa yang telah berhasil menjadi orang sukses.  Bagi guru tidak ada yang namanya mantan siswa.  Namun,  tidak demikian dengan  beberapa siswa yang menjadi orang sukses, dia  beranggapan sebaliknya, yaitu mantan guru.

Pesan moral yang disampaikan oleh Mendikbud, Muhajir Effendy kiranya patut dicermati dan dipahami oleh semua pihak yang pernah mendapat sentuhan kasih sayang, bimbingan, dan didikan dari seorang guru, terlebih bagi yang hari ini menjadi orang sukses dalam bidangnya.

Guru itu memang tidak pernah meminta balas jasa dan penghargaan dari siswa yang pernah dibimbing dan dididiknya. Hal tersebut sesuai dengan julukan yang disandangkannya "pahlawan tanda tanda jasa' atau tanpa meminta balas jasa". Hanya siswanya yang telah sukses ataupun belum sukses yang mengingatnya dan peduli akan gurunya dulu semasa masih sekolah, dan mohon tidak ada yang beranggapan 'mantan guru' terhadap gurunya saat di sekolah dulu.

Selamat Hari Guru Nasional, 25 November 2018. Selamat berjuang guru Indonesia untuk mewujudkan amanah UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa. Hidup Guru Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun