Mohon tunggu...
Maslani SPd
Maslani SPd Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMPN 4 Pelaihari , Kabupaten Tanah Laut., Kalimantan Selatan. Memulai menekuni menulis artikel secara rutin sejak tahun 2013, khususnya artikel yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Beberapa tulisan artikel terbit di koran lokal Kalimantan Selatan, baik koran Banjarmasin Post maupun Radar Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perubahan Paradigma Pembelajaran Guru

13 November 2018   16:24 Diperbarui: 6 Desember 2018   15:38 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan IPTEK dan dinamika masyarakat Indonesia dan dunia saat ini sudah mengalami kemajuan dan perubahan yang relatif sangat cepat, terlebih dengan perkembangan dan kemajuan  teknologi informasi dan komunikasi. 

Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pada pola dan gaya hidup masyarakat, termasuk peserta didik.  Sekolah  sebagai bagian tidak terpisahkan dari perubahan dan dinamika yang terjadi di masyarakat,  sudah seharusnya juga melakukan pembenahan dan perubahan guna mengikuti dan mengimbangi perubahan dan dinamika masyarakat tersebut.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah,  sekaligus menjadi agen pembaharuan dan pembangunan sumberdaya manusia,  maka sudah sepantasnya melakukan perubahan positif dalam proses pembelajaran, baik secara individual dan kolektif, agar tidak tertinggal jauh dari perkembangan dan dinamika masyarakat. 

Perubahan  dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengikuti dan menyeimbangkan kemajuan IPTEk, khususnya bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat, telah memasuki dan merubah pola kehidupan peserta didik, termasuk dalam proses pembelajaran itu sendiri. Internet yang setiap saat dapat mereka akses memberikan banyak sumber pengetahuan yang mungkin lebih luas dan lebih dalam dari apa yang diberikan oleh guru di kelas. 

Lalu, ketika guru tidak mampu mengikuti perkembangan tersebut, atau bahkan 'gagap' teknologi informasi maka proses pembelajaran di kelas tidak seimbang. Peserta didik ternyata lebih dahulu dan lebih banyak mengetahui ilmu pengetahuan yang sedang disampaikan oleh gurunya di kelas karena mereka dapat mengakses melalui internet ilmu pengetahuan atau pelajaran yang akan disampaikan oleh gurunya.

Kemapanan status sebagai guru dengan pendidikan S1 atau sarjana dan mendapatkan tunjangan sertifikasi,  tidak menjadi jaminan bahwa pembelajaran di kelas yang dikelolanya menyenangkan dan bermakna bagi peserta didiknya. 

Permasalahan yang paling mendasar yang dihadapi oleh guru pada era  kemajuan teknologi dan informasi sekarang ini adalah masih ada guru yang gagap teknologi. Terlebih lagi, dalam penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunaksi,  seperti laptop/komputer untuk media pembelajaran.

Sementara itu, dalam proses pembelajaran guru menjadi 'pemain utama' yang sangat sibuk menyampaikan berbagai informasi,  sedangkan siswa hanya pendengar 'setia' yang tidak diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan informasi lain yang dia dapatkan. 

Proses pembelajaran ini terjadi karena guru menggunakan pola 'guru sebagai sumber utama' dan motede pembelajaran yang  seenaknya sendiri,  sehingga yang terjadi siswa menjadi pasif, jenuh, dan pembelajaran tidak bermakna.

Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi untuk media pembelajaran pada masa kini dan mendatang bagi seorang guru,  merupakan sebuah keniscyaan dan tidak dapat ditawar,  karena kalau guru hanya mengandalkan kemampuan mengajarnya saja,  maka kemungkinan besar akan menarik dan bermakna bagi siswanya.

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan menjadikan proses pembelajaran akan lebih bermakna,  karena dengan teknologi informasi seperti laptop dan LCD proyektor meningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.  Hal yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dapat dilihat dengan jelas melalui laptop/komputer dan LCD proyektor, demikian pula dengan benda yang jauh dan tidak terjangkau,  seperti planet dan tata surya dan sebagainya , akan terasa lebih dekat dan dapat dilihat secara detail.

Para guru sudah selayaknya merubah paradigma pembelajaran yang sederhana, apa adanya, dan semampunya, menjadi proses pembelajaran yang modern, bermakna, dan mengesankan. Perubahan ini tentunya dimulai dari diri guru itu sendiri,  keinginan yang kuat untuk merubah proses pembelajaran menjadi lebih baik, agar siswanya dapat memperoleh pengetahuan lebih dalam dan luas lagi. Perubahan yang mendasar inilah yang menjadikan motivasi guru untuk memberikan yang terbaik bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang terancana, terukur, dan bermakna. Apabila telah ada niat dan kemauan yang keras untuk melakukan perubahan menjadi lebih positif dan lebih baik maka guru telah menjadikan dirinya sebagai agen perubahan yang sebenarnya.

Perbedaan zaman dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,  hendaknya menjadi pemicu dan pendorong guru untuk mengembangkan proses pembelajarannya menjadi lebih baik dan tidak terpaku pada pola pembelajaran yang lama yang bersifat monoton dan satu arah. Pandangan yang mengatakan bahwa guru adalah sumber informasi utama bagi siswa, sudah saatnya  dipikirkan kembali, karena dengan pandangan tersebut seolah-olah guru adalah orang yang serba tahu, sehingga tertutuplah sumber informasi lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun