Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018, bahwa tugas utama seorang guru itu adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi  peserta didik, kemudian ditambah dengan tugas lainnya yang diberikan oleh sekolah untuk mendukung kelancaran dari kegiatan sekolah, seperti menjadi wali kelas dan sebagainya.
Dengan memperhatikan tugas utama guru tersebut, maka beban tugas guru dalam melaksanakan tugasnya terkesan relatif banyak dan juga berat.
Lalu, kapan lagi guru dapat meluangkan waktunya untuk menulis, apalagi penelitian tindakan kelas? Kesan banyak dan beratnya tugas guru jangan dilihat dari secara terpisah, karena tugas utama guru tersebut merupakan satu kesatuan atau komprehensif. Oleh sebab itu, ketika melaksanakan tugasnya dengan baik, maka seorang guru akan menunaikan semua kegiatan dalam tugasnya tersebut.
Tuntutan dan beban tugas guru yang sedemikian penting dan strategis tersebut merupakan cerminan kompetensi sebagai guru profesional. Kompetensi guru merupakan kemampuan dasar yang masih perlu dikembangkan dalam praktik pembelajaran sehari-hari. Ketika melaksanakan tugas, banyak problematika dan dinamika yang dihadapai, baik terkait siswa, metode, kurikulum, media pembelajaran, orangtua siswa, dan sebagainya.Â
Problematika dan dinamika dalam dunia pendidikan tersebut harus dapat dipahami dan diatasi oleh guru, sehingga menjadi pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat dikemudian hari.
Manfaat tersebut akan semakin  diketahui banyak orang, apabila ditulis dan dibukukan oleh guru. Guru yang senang atau 'hobby' menulis mampu berbagi dan meneruskan pengalaman berharganya dengan menjadikannya menjadi tulisan artikel atau opini, dan bahkan menjadi buku.
Menjadi guru itu adalah pekerjaan dan tugas yang menjadi panggilan jiwa, sedangkan menulis merupakan sebuah kesenangan atau hobby yang lahir dari kemauan sendiri.
Ketika kedua aktivitas tersebut dapat dipadukan dengan baik, maka dapat memberikan hasil yang sangat memuaskan dan bermanfaat baik diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, ketika guru menulis artikel atau buku tentang inovasi pembelajaran yang telah dilakukannya, maka guru tersebut telah membagikan atau menyedekahkan sebagian ilmu, pengetahuan, dan pengalamannya bagi rekan guru yang lain.
Menulis bagi seorang guru bukanlah sebuah tugas dan aktivitas utama, namun dengan menulis sebagai hobby akan menunjang dan meningkatkan kompetensinya sehingga dapat menjadi guru profesional. Kehadiran guru yang hobby menulis sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, karena dengan hobby menulis tersebut akan banyak lahir ide, gagasan, konsep, dan solusi dari permasalahan pembelajaran, bahkan dunia pendidikan.
Mengapa  guru memandang aktivitas menulis sebagai hobby? Dengan memandang aktivitas menulis sebagai hobby, maka diharapkan tidak menjadi beban tambahan bagi guru di sekolah. Beban pekerjaan dan tugas sebagai guru memang sudah berat dan memerlukan konsentrasi penuh, maka dengan menulis diharapkan akan mengurangi,  atau bahkan menghilangkan bebas dan stres yang berkaitan tugas sebagai guru. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H