Maka, memahami diri sendiri, menemukan bakat dan minat, tetap saja ada harus disertai dengan pertimbangan "teknis". Amatlah absurd jika seseorang merasakan kesuksesan karena bakatnya terasah dan nampak buahnya namun hanya terasa oleh dirinya sendiri.Â
Lagipula, ada banyak dimensi dari diri kita yang bisa dikembangkan dan diasah sekaligus membawa berkah kehidupan yang lebih layak dan baik bagi kita dan sesama. Mengapa harus mematok diri sendiri dari satu identitas belaka?
Memahami diri sendiri bukan suatu rumusan yang kaku, melainkan fleksibel dan dinamis. Kita dibentuk dari pengalaman sehari-hari yang tak mungkin konstan sama setiap waktu dan setiap saat kita juga selalu mencermati apa yang hendak kita lakukan. Tujuan hidup kita juga.
Oleh karena itu, kita selayaknya pun sadar bahwa kesuksesan bukan hanya tentang tujuan akhir, melainkan juga proses yang berjalan sepanjang umur. Kesuksesan bisa jadi bersifat dualis: Perjalanan sekaligus tujuan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H